Assalamualaikum Wr.Wb.
Namaku Nurita Kumala Sari. Ayah,
ibu dan seluruh keluargaku biasa memanggilku Ita. Tetapi aku punya banyak
panggilan saat teman-teman memanggilku, mereka terkadang memanggilku Nurita,
Nur, Ita dan Nuri. Aku seorang wanita berusia 20 tahun, aku seorang muslim. Aku
lahir di Jombang, 24 Februari 1993. Dan aku anak pertama dari 3 bersaudara.
Ayahku bernama Heri dan ibuku bernama Dewi. Adik pertama ku seorang perempuan
kini ia duduk di kelas 2 SMP namanya Melisa selisih umurku dengan adik pertama
ku terpaut kurang lebih 7
tahun. Sedangkan adikku yang kedua laki-laki bernama Rahul, sekarang ia duduk
di bangku sekolah dasar kelas 3, selisih usiaku dengan adik terakhirku pun
sangat jauh kurang lebih 12
tahun. Orang
tuaku asli Jawa Timur termasuk aku, namun tidak kedua adikku mereka lahir di
Bekasi. Aku lahir dari kelurga yang sederhana. Ayahku hanyalah seorang
wiraswasta yang sangat mahir dalam bangun membangun rumah, meskipun bukan
seorang insinyur tetapi ia paham dalam urusan bangunan dan meterialnya. Ibuku hanya
seorang ibu rumah tangga, bukan seorang yang mahir dibidang ekonomi namun ialah
manajer keuangan, akuntan dan koki terhebat di keluargaku.
Keluargaku sangat sederhana,
bukan keluarga yang selalu mengutamakan ‘keinginan’, tetapi orang tuaku selalu
memberikan apa yang menjadi ‘kebutuhan’. Mereka selalu mengajarkan caranya
bersyukur disetiap kekurangan dan kelebihan. Maklum saja keluargaku termasuk
perantau di kota orang. Aku tidak begitu ingat tentang masa kecilku, aku hanya
mendengar beberapa kisahnya dari ibuku. Ibu mengatakan sangat bahagia ketika
pertama kali mendengar tangisku, tangis yang ditunggunya selama 9 bulan
lamanya. Ibuku sangat cantik ia bidadari bagiku. Ayahku pun tampan ia perisai
keluargaku. Karena aku anak pertama dan seorang perempuan ibu selalu memberikan
yang terbaik bagiku. Selalu mencukupi nutrisi dan mainanku. Meski aku seorang
gadis kecil kala itu, aku tidak begitu suka dengan boneka, seluruh mainanku di
dominasi oleh mobil-mobilan dan pedang-pedangan. Unik emang karana ada satu boneka
yang dibelikan untukku justru aku mutilasi bagian tubuh boneka itu. Iya kejam
terdengarnya begitulah kisah masa kecil dari ibuku. Ayah dan ibu selalu
memantau tumbuh kembangku dan diabadikan dalam sebuah potret foto, tapi
sekarang entah kemana keberadaan potret foto-foto itu.
Ibuku juga tidak lupa selalu
mengajariku membaca, menulis dan berhitung saat umurku menginjak 3 tahun. Ia
bilang untuk persiapanku di sekolah nanti. Umur 4,5 tahun aku didaftarkan di TK
Al-Hidayah, jarak rumah ke TK ku lumayan jauh tapi ibuku lebih tangguh dari
yang aku kira, ia selalu mengantar dan menjemputku dengan sepedahnya. saat di
taman kanak-kanak itulah aku mendapat banyak teman. Aku mengenal lingkungan
baru yang jauh lebih luas dari keluarga dan tetangga sekitar. Aku memiliki 2
orang tua, pertama ayah dan ibuku, yang kedua guru-guruku. Karena usiaku masih
sangat terlalu muda untuk di taman kanak-kanak aku masuk di golongan TK C,
usiaku masih bisa dibilang balita saat itu karna belum genap 5 tahun. Segalanya
diajarkan di sana mulai dari pengenalan huruf A-Z, membaca, merangkai kalimat,
berhitung dll. Tidak banyak kegiatan yang aku ikuti saat TK. Aku menyelesaikan
taman kanak-kanak di usia 5,5 tahun.
Tahun 1998 diusiaku yang
masih 5,5 tahun aku mengenyam pendidikan di sekolah dasar dengan seragam
kebanggaannya berwarna merah putih. Aku bersekolah di SDN Pekayon Jaya 2.
Teman-teman dan guruku jauh lebih banyak dibandingkan saat di TK dulu. Kesan
pertamaku tentang sekolah adalah seru dan membosankan. Seru banyak teman dan
membosankan karena banyak pelajaran. Tapi ternyata tidak membosankan, pelajaran
yang diberikan sangat menyenangkan dan banyak memberi manfaat tidak luput juga
sangat menambah ilmu pengetahuanku. Nilai-nilaiku pun tidak terlalu buruk. Aku
mampu mengikuti pelajaran yang diajarkan. Aku selalu berhasil masuk dalam
peringkat 5 besar dikelas. Kegiatan yang mulai aku ikuti adalah pramuka saat
aku kelas 5 SD. Tim pramuka sekolahku dipersiapkan untuk mengikuti lomba
Pramuka tingkat SD di Gelanggang Olah Raga Bekasi dengan kategori kegiatan perlombaan
yang sangat menarik diantaranya baris-berbaris, cerdas cermat, kaligrafi dan
masih banyak lagi. Hasil latihan pun setiap akhir pekannya membuahkan hasil,
sekolahku berhasil memboyong kurang lebih 7
piala dengan kategori yang berbeda. Tidak hanya berhenti disitu saja
selanjutnya kami pun dipersiapkan untuk lomba berikutnya masih dalam kegiatan
yang sama yaitu Pramuka. Kali ini tim pramuka sekolahku akan berlomba di salah
satu SMP terfavorit di Bekasi yaitu SMP Negeri 12 Bekasi. Tidak terlalu buruk
hasil yang kami peroleh meskipun menurun dari tahun sebelumnya, tim pramuka
sekolahku hanya berhasil memboyong 2 piala, ya setidaknya tidak pulang dengan
tangan hampa. Kegiatan pramuka mulai aku tinggalkan karena sehubungan dengan
mendekatinya kelulusan. Mulai kelas 6 SD aku lebih fokus untuk belajar agar
lulus UN dan erhasil lolos masuk SMP negeri. Saat itu aku berangan-angan untuk
masuk di SMP Negeri 12 Bekasi. Ya untuk menggapai angan-angan itu, tidak lantas
hanya bermimpi saja, aku harus belajar dan berdoa..
Kelulusan untuk jenjang sekolah dasar pun
aku rasa cukup baik, nilaiku tidak menurun, nilai rapotku pun sangat baik.
Rekomendasi untuk memilih SMP favorit ku pun datang dari guruku. Dan kali ini
angan-angan itu akan segera terwujud. Memang berat harus meninggalkan SDN
Pekayon Jaya 2, 6 tahun aku disana banyak suka duka yang sudah aku lalui, namun
aku ingin terus berlanjut kea rah yang lebih baik lagi. Aku harus mempersiapkan
segalanya dari sekarang agar aku bisa lolos tes SMP Negeri 12 Bekasi.
Hari pelaksanaan tes SMP negeri pun tiba,
ada kurang lebih 100 soal yang harus aku kerjakan. Setelah
belajar hal terakhir yang aku lakukan adalah berdoa sebelum dan sesudah tes
berlangsung. Semoga Allah SWT mengabulkan doa dan usahaku. Aku ingin bersekolah
di SMP Negeri 12 Bekasi karena awalnya SMP itu memiliki image SMP favorit.
Hanya itu yang ada dipikiran aku saat aku berusia 11 tahun. Tes berlangsung,
tentu sangat membuatku nervous namun
aku tetap yakin aku pasti lolos. Setelah tes yang tak kalah menegangka adalah
menunggu hasilnya, tentu saja akan terasa sangat lama kalau harus menunggu,
hari yang ditunggu pun tiba, hasil pengumuman lolos tidaknya sudah rapih
tertempel di jendela perpustakaan SMP Negeri 12 Bekasi. Sujud syukur aku
termasuk salah satu yang lolos tes tersebut aku berhasil ada di peringkat 96.
Tidak terlalu buruk bukan, karena mengingat yang mengikuti tes sangat banyak.
Babak baru Sekolah Menengah Pertama
pun di mulai, kini seragam ku berganti
warna menjadi putih biru. Seragam kebangsaan siswa/siswi SMP, terjahit dengan
rapi dan bangganya logo ungu SMP Negeri 12 Bekasi di lengan kanan baju
seragamku. Sebelum di resmikan menjadi siswi SMP ada masa dimana perkenalan
lingkungan sekolah dan orientasi siswa, kita mengenalnya dengan sebutan MOS
(Masa Orientasi Siswa). Banyak keperluan yang harus dibawa, banyak teman yang
mulai muncul berkenalan, banyak guru yang mengajarkan dan memperkenalkan
lingkup SMP Negeri 12 Bekasi. Masa MOS usai dengan diadakannya upacara seperti
layaknya wisudawan yang menerbangkan toganya, aku pun sama topi SD yang aku
kenakan aku lempar setinggi-tingginya menandakan sekarang aku resmi menjadi
siswi sekolah menengah pertama.
Kelas pertama ku di 7.4, pelajaran yang
aku terima mulai banyak. IPA dan IPS kini mulai lebih spesifik, muatan local
yang aku terima mulai tercantum teknik elektro. Suasanan belajar yang
diciptakan mulai terlihat kompetitif dan dibuat senyaman mungkin dengan
kurikulum yang baru. Ekstrakurikuler yang aku ikuti masih sama seperti SD yaitu
aku memilih pramuka, karena aku merasa sudah cukup tahu tentang pramuka dan aku
enggan memilih ekstrakurikuler yang baru. Padahal aku ingin mengikuti taekwondo
atau PMR, tapi tetap saja aku memilih pramuka. Kali ini aku begitu tidak tertarik
dengan matematika alhasil setiap pelajaran yang berhubungan dengan perhitungan
selalu saja remedial. Kegiatan pramuka yang aku pilih selalu diadakan setiap
hari sabtu, karena kegiatan belajar dimulai hanya pada hari senin sampai dengan
jumat, hari sabtu di khususkan untuk kegiatan ekstrakurikuler. Karena menyita
waktu yang aku anggap sebagai waktu istirahat akhirnya aku memilih untk tidak
mengikuti kegiatan pramuka lagi sewaktu aku kelas 8. Aku tidak mengikuti
kegiatan apapun sampai dengan aku kelas 9. Dikelas 9 aku 3 tahun satu kelas
dengan temanku yang bernama Risma Angeliza, dia anak yang pintar. 3 tahun
berteman tentu ada masa-masa dimana kami pernah bertengkar. Aku banyak belajar
juga dari dia. Secara tidak langsung aku mulai menaikkan minat belajarku dari
dia. Teman-temanku yang tidak kalah serunya juga ada, yaitu Andri, Rusmi,
Anggi, Eni, Ratih, Ajeng dkk. Layaknya seorang gadis yang sedang dalam masa
pertumbuhan tidak disangkal kalau ada rasa ketertarikkan, tapi itu hanya
sekedar rasa suka dan sementara dan menurutku itu normal. Di kelas 9
konsentrasi belajarku mulai kembali karena akan menghadapi Ujian Nasional
tingkat SMP. Aku mulai mengikuti bimbingan belajar, pelajaran tambahan di
sekolah dan latihan-latihan lainnya. Segala persiapan harus aku jalani agar
hasilnya lebih baik. Tiba saatnya untuk ujian dengan 3 mata pelajaran yang sama
sulitnya yaitu Bahasa Indonesia, Matematika dan Bahasa Inggris. Dari ketiga
mata pelajaran tersebut aku mendapatkan hasil yang cukup baik 23,33 tidak
terlalu buruk meski tidak bisa dibilang sangat memuaskan. Angka itu memang
tidak bisa berubah, namun mutunya bisa ditingkatkan.
Kelulusan SMP yang biasanya di warnai
dengan aksi coret-coret seragam tidak aku lakukan, bajunya tetap aku simpan dan
mungkin masih layak untuk disumbangkan karena lebih bermanfaat bagiku dan orang
lain. Tahun untuk peneriamaan siswa baru tingkat sekolah menengah atas masih
tetap sama yaitu dengan tes dan tidak memakai sistem nilai UN. Awalnya aku
dipilih untuk menerima jalur khusus untuk 5 SMA negeri favorit dengan menimbang
nilai rapot. Tapi aku tidak memilihnya aku lebih ingin di SMA Negeri 6 Bekasi.
Sayangnya kedua orang tuaku tidak mengijinkannya karena dinilai terlalu jauh
dari rumah, padahal hanya 2 kali naik angkutan umum dari rumahku. Mereka justru
mendaftarkanku untuk masuk SMA Negeri 3 Bekasi, alhasil karena tidak sesuai
dengan keinginanku tes yang aku isi tidak aku kerjakan dengan sebaik-baiknya
dan aku sudah tau bahwa aku tidak akan lolos. Aku tidak menyesal untuk hal itu
karena aku hanya ingin melakukan apa yang aku ingin lakukan bukan orang lain
yang berkehendak, meskipun itu kedua orang tuaku yang meminta tapi aku tahu apa
yang aku mampu lakukan.
Akhirnya aku diajak oleh
Eka, Maya dan Aisah untuk masuk di SMA Yadika 9 Bintara, kesan pertama tentang
sekolah itu biasa saja namun agak sepi. Iya benar ternyata itu sekolah cabang
baru, aku termasuk angakatan ke 3 di sekolah itu. Angkatanku hanya ada 4 kelas.
Aku kini duduk di kelas X, kelas X.3 tepatnya. Awalnya aku kurang suka, karena
12 tahun aku bersekolah di sekolah negeri, namun aku harus tetap menjalaninya
atau aku akan terhenti begitu saja. Aku mengenal beberapa teman baru
diantaranya Risma Marliana, Anggit, Martha dkk. Awalnya aku tidak begitu
mengenal mereka. kami baru dekat saat masuk kelas XI. Aku jurusan IPA. Awalnya
aku ingin pindah jurusan IPS sayangnya tidak diperbolehkan oleh wali kelasku
kala itu. Sejak SMA aku mulai banyak mengikuti perlombaan diantaranya :
a) Lomba
Komputer tingkat SMA se-Yadika
b) Lomba
Biologi Universitas Negeri Jakarta tingkat SMA
c) Lomba
Biologi tingkat SMA se-Yadika
d) Lomba
Matematika Nasional tingkat SMA
e) Lomba
Fisika Nasional tingkat SMA
Salah satu diantara beberapa lomba yang aku
ikuti hanya di bidang Biologi, aku meraih juara 3 Olimpiade Biologi tingkat SMA
se-Yadika. Sejujurnya aku lebih tertarik dengan kimia. Aku lebih menyukai kimia
dibanding biologi apalagi fisika. Pengalaman berorganisasi ku, aku pernah
menjadi Bendahara OSIS SMA Yadika 9 Periode 2008-2009. Tidak ada yang banyak
aku lakukan hanya mencatat beberapa pemasukan dan pengeluaran kas OSIS. Dalam
hal lain mengenai acara-acara OSIS lebih dilakukan oleh ketua OSIS. Aku pernah
mengikuti paduan suara namun itu juga tidak berjalan lama, aku tidak terlalu
cocok pada vocal group. Aku kembali terfokus belajar ketika sudah berada di
tingkat akhir SMA yaitu kelas XII. Seperti sebelumnya persiapan yang dilakukan
sebelum menjelang Ujian Nasional tingkat SMA adalah belajar dan mengikuti
pelajaran tambahan. Kali ini ada teman yang sangat mahir dimasing-masing
bidang, ada Jo yang lebih menguasai IPA dibanding aku, ada Dinda yang mahir
Bahasa Inggris, ada Martha, Risma, Anggit, Rahma dan Yudis yang bahkan lebih
pintar membuat tertawa mereka menyebut kami D’Frog, entah apa artinya tapi
mereka kawan-kawan terhebat yang aku miliki. Satu lagi yang bisa sekali
mengelabuhi orang-orang dengan triknya dia Randy. Tawaran untuk mengikuti PMDK
pun diberikan dari pihak sekolah, saat itu aku memutuskan untuk mencoba
perguruan tinggi Universitas Negeri Jakarta di bidang pendidikan Biologi.
Meskipun aku tahu peluang lolosnya sangat kecil karena aku pernah mendengar
kabar bahwa yang diseleksi awal adalah dari SMA Negeri. Hasilnya sama seperti
apa yang aku rasakan, meskipun tidak lolos aku tidak berkecil hati karena aku
ingin berhijrah ke bidang Ekonomi dan Akuntansi.
Masa SMA-ku akan berakhir,
UN sudah kulalui, hasilnya pun sudah aku kantongi, bulan Mei sebelum pelepasan
aku justru sudah mendapatkan pekerjaan tanpa adanya ijazah dan KTP usiaku saat
itu 17 tahun. Aku bekerja di Matahari Departement Store Mall Metropolitan
Bekasi. Aku lebih memilih bekerja dari pada kuliah, karena saat itu aku ingin
merasakan bagaimana caranya mencari uang dengan usaha dan keringat sendiri. Ya
berat memang. Tidak semudah yang aku bayangkan. Bulan Juni adalah terakhir
kalinya aku melihat SMA ku pada saat pelepasan berlangsung. Hari-hari
selanjutnya aku lebih sering melihat lalu-lalang orang-orang di Mall.
Satu setengah tahun aku
bekerja di Matahari Departement Store, banyak yang aku pelajari, mulai dari
berjualan, caranya men-display pakaian,
membuat laporan dan analisa penjualan, serta beramah-tamah dengan para customer. Bukan hal mudah yang harus aku
lalui, namun aku tidak menganggap hal itu beban untukku, seberapa hasilpun yang
aku dapat aku cukup bangga karena aku mampu menghasilkan sesuatu dari jerih
payahku sendiri. Beberapa orang mengatakan, “Kalau sudah pegang uang sendiri
bakal lupa sama kuliah”. Tapi tidak untukku, dari perkataan orang-orang itulah
aku ingin membuktikan bahwa anggapan itu tidak benar. Uang memang bisa membuat
orang tercukupi, tapi ilmu bisa membuat orang lebih kaya. Hasil yang aku
dapatkan setiap bulannya aku coba sisihkan karena meski sedikit setidaknya aku
bisa meringankan kedua orang tuaku. Akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan
kuliah Strata Satu ku, aku tidak pernah melalukan tes masuk perguruan tinggi
negeri atau tes-tes lainnya, karena percuma saja kalau tempat kuliahku jauh
dari tempat tinggalku orang tuaku tentu saja tidak merestui. Akhirnya bulan
September 2011 aku resign dari
pekerjaanku. Aku memutuskan untuk meneruskan pendidikanku di bangku perkuliahan
Universitas Gunadarma.
Di bulan September 2011 aku
resmi sebagai mahasiswi Universitas Gunadarma. Meskipun tempatku menimba ilmu
kali ini bukan di Perguruan Tinggi Negeri, aku tidak berkecil hati, aku selalu
melihat bahwa aku jauh lebih beruntung dibandingkan mereka yang bahkan tidak mungkin
merasakan bangku perkuliahan. Pertama kali aku masuk dunia perkuliahan tekad ku
hanya satu aku ingin belajar dan membuat orang tuaku bangga. Karena aku tidak
ingin biaya yang mereka keluarkan untuk ku terbuang percuma dan aku tidak mampu
menjadi “orang”. Mulai aku menata hidup sedemikian rupa. Enaknya menjadi
mahasiswa tidak perlu bekerja, tinggal minta sama orang tua. Tapi aku tidak
ingin menyusahkan mereka terlalu banyak, meskipun segala kebutuhanku dari kedua
orang tuaku, jika ada waktu senggang dan libur aku ingin coba untuk bekerja.
Akan ada rasa istimewa jika kita bisa memenuhi kebutuhan kita dengan hasil
keringat sendiri, tidak harus selalu menadahkan tangan kepada orang tua.
Awal semester perkuliahan
berlangsung tentu yang diutamakan adalah IPK dengan mutu A. Tapi sadarilah mutu
A itu hanya bagai angka, jika kita tidak mampu mempertanggungjawabkannya dan
menginterpretasikannya itu hanya akan menjada boomerang bagi diri kita sendiri.
Mungkin nilai A adalah subuah kebanggaan namun aplikasinya harus jauh lebih
memuaskan. Jangan sampai nilai A itu justru dipertanyakan. Itu yang ada di
benakku. Proses pembelajaran setiap harinya membuat ladang ilmuku bertambah. Seolah
aku tidak ingin melewatkan setu menit pun untuk memobolos. Meskipun diberi
kebebasan untuk tidak hadir dalam perkuliahan dan terkadang rasa malas itu
timbul tetapi aku tetap ingat bahwa hari-hariku akan berkurang pengalamannya
jika satu hari saja aku lewatkan dengan sia-sia tanpa ilmu yang ada.
Kenaikan di tingkat 2 tidak
berjalan mulus, karena IPK ku turun, bukan masalah untukku karena aku sadar
bahwa aku tidak mampu menyerap dengan baik apa yang diberikan oleh ibu bapak
dosen. Entah dari pengajarannya yang sesuka mereka atau karena aku yang tidak
memperhatikan. Namun aku tidak kecewa meskipun ada sedikit penyesalan. Waktu
yang berlalu tidak akan pernah terulang dan berubah menjadi baik tetapi masa
depan masih bisa ditentukan dan diarahkan dari hari ini. Memanfaatkan libur 2
bulan tentu aku coba untuk mencari kerja magang, partnerku di Matahari
menawariku untuk bekerja di showroom-nya
tentu tidak aku sia-siakan kesempatan ini. Aku bekerja hanya 2 minggu di
Oregano tidak lama memang tapi cukup untuk mengisi waktu libur panjang yang
selebihnya sangat membosankan.
Kondisi kelas yang baru
memiliki aroma persaingan yang ketat. Ya kali ini 3 tahun sampai aku lulus aku
akan satu kelas dengan teman-teman EA17. Ruth, Dede dan Astrid akan 3 tahun
sekelas denganku. Aku yakin kami semua akan lulus di tahun yang sama. Semangat
yang baru mulai terasa, hari yang lalu aku boleh lengah tapi hari ini aku
pastikan tidak akan terjadi lagi. Dalam belajar ada baiknya untuk tidak
menganggap kawan sekelas sebagai rival kalian, tetap jadikan mereka sahabat.
Kondisi ini aka tetap menjadikan kelas lebih nyaman, setiap apapun yang
diajarkan akan mampu diserap dengan sebaik-baiknya nalar.
Cerita tentangku tidak
melulu mengenai kuliah, kerja dan hanya seperti itu seterusnya. Ada juga
sesorang yang menemaniku semenjak masuk kuliah bahkan sejak aku masih di
Matahari. Namanya Randy Qausar Haris, sempat aku singgung sedikit di atas
tentang dia, itu jauh sebelum kami dekat. Sudah 2 setengah tahun aku
bersamanya, banyak yang dilalui dari masa galau sampai senangnya pun komplit.
Umurnya selisih satu tahun dengan ku. Wajar saja jika sifat dan pemikiranku
dengannya tidak jauh berbeda. Dia juga berkuliah di Universitas Gunadarma.
Namun ia satu tingkat di atasku, meskipun aku dan dia lulus di tahun yang sama,
aku telat masuk karena memilih bekerja terlebih dahulu.
Kembali lagi tentang kuliahku,
semester 3 telah berakhir, nilai IPK sudah keluar, benar strategiku kali ini
nilai semester ini jauh leih baik dari semester lalu. Peruntungan saat aku
semester 4, aku mencoba untuk mengikuti tes menjadi asisten di Laboratorium
Manajemen Dasar. Bukan hal yang mudah ternyata serangkaian tes harus aku jalani
dan harus bolak balik Kelapa Dua-Bekasi. Namun itu tidak menyurutkan semangatku
meskipun awalnya hanya coba-coba jika beruntung dan rejeki pasti gak akan
kemana. Ternyata benar jika usaha diimbangi doa segala sesuatu yang menjadi hak
kita gak akan tertukar dengan orang lain. Aku berhasil lolos dan menjadi
asisten di Laboratorium Manajemen Dasar sampai saat ini. Banyak ilmu yang
diberi, banyak pula yang aku jalani dan ternyata semua itu bermanfaat sehingga
memudahkanku untuk menjalani aktifitas perkuliahan. Kali ini aku bukan
mahasiswi ‘kupu-kupu’ kuliah pulang-kuliah pulang. Ada hal yang bermanfaat aku
jalani salah satu diantaranya membagi ilmuku kepada orang lain.
Maaf jika pernah
menyepelekan orang yang mengajar, karena saat aku jalani ternyata tidak semudah
saat aku mencemoohnya. Membuat pemikiran kita dan yang di bimbing menjadi satu
ternyata sangat sulit, membuat orang lain agar lebih paham dengan cara yang
simple ternyata tidak segampang kita berucap. Kini aku merasakan hal itu. Namun
bukan penghalang bagiku untuk menyerah setidaknya ada yang mampu aku lakukan
saat orang lain meremehkannya. Akan ada sebuah kebanggaan yang tak ternilai
saat kita berhasil melaluinya bahkan jauh lebih baik dari orang yang menilai
kita. Aku bisa membuktikan aku mampu melakukannya. Semoga yang aku lakukan
adalah berkah untuk semuanya dan di ridhoi Allah SWT.
Tetapi yang harus selalu
kita ingat adalah jangan melupakan sang Maha Pemberi Ilmu. Dia yang
memberikanmu ilmu bersyukurlah dengan selalu erucap hamdalah. Jangan pernah
menjadi diri orang lain, kareakteristik diri kitalah yang membangun kita.
Jangan iri pada kemampuan orang lain, kemampuan setiap individu itu berbeda,
setiap individu itu unik, mereka selalu memiliki kelebihan dan kekurangan di
masing-masing bidang. Tidak ada manusia yang mampu menguasai semuanya dalam
satu waktu, yang ada hanya manusia yang terus belajar untuk menjadi lebih baik
dari hari kemarin. ngan takabur atas hasil yang diperoleh Allah bisa saja
membalikkannya dengan mudah. Pergunakanlah untuk beramal dengan berbagi ilmu
kepada orang lain Insya Allah ilmu itu berkah.
Aku senantiasa bertemu
orang-orang hebat setiap harinya, ayah, ibu, guru, dosen dan masih banyak lagi.
Aku yakin kelak aku dan akan sehebat mereka dan sesukses mereka bersama
teman-temanku yang akan menjadi calon-calon orang sukses. Amin~~
Semangat sampai akhir :)
Wassalamualaikum Wr.Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar