Halaman

Kamis, 07 November 2013

Otobiografi



Assalamualaikum Wr.Wb.

Namaku Nurita Kumala Sari. Ayah, ibu dan seluruh keluargaku biasa memanggilku Ita. Tetapi aku punya banyak panggilan saat teman-teman memanggilku, mereka terkadang memanggilku Nurita, Nur, Ita dan Nuri. Aku seorang wanita berusia 20 tahun, aku seorang muslim. Aku lahir di Jombang, 24 Februari 1993. Dan aku anak pertama dari 3 bersaudara. Ayahku bernama Heri dan ibuku bernama Dewi. Adik pertama ku seorang perempuan kini ia duduk di kelas 2 SMP namanya Melisa selisih umurku dengan adik pertama ku terpaut kurang lebih 7 tahun. Sedangkan adikku yang kedua laki-laki bernama Rahul, sekarang ia duduk di bangku sekolah dasar kelas 3, selisih usiaku dengan adik terakhirku pun sangat jauh kurang lebih 12 tahun. Orang tuaku asli Jawa Timur termasuk aku, namun tidak kedua adikku mereka lahir di Bekasi. Aku lahir dari kelurga yang sederhana. Ayahku hanyalah seorang wiraswasta yang sangat mahir dalam bangun membangun rumah, meskipun bukan seorang insinyur tetapi ia paham dalam urusan bangunan dan meterialnya. Ibuku hanya seorang ibu rumah tangga, bukan seorang yang mahir dibidang ekonomi namun ialah manajer keuangan, akuntan dan koki terhebat di keluargaku.
Keluargaku sangat sederhana, bukan keluarga yang selalu mengutamakan ‘keinginan’, tetapi orang tuaku selalu memberikan apa yang menjadi ‘kebutuhan’. Mereka selalu mengajarkan caranya bersyukur disetiap kekurangan dan kelebihan. Maklum saja keluargaku termasuk perantau di kota orang. Aku tidak begitu ingat tentang masa kecilku, aku hanya mendengar beberapa kisahnya dari ibuku. Ibu mengatakan sangat bahagia ketika pertama kali mendengar tangisku, tangis yang ditunggunya selama 9 bulan lamanya. Ibuku sangat cantik ia bidadari bagiku. Ayahku pun tampan ia perisai keluargaku. Karena aku anak pertama dan seorang perempuan ibu selalu memberikan yang terbaik bagiku. Selalu mencukupi nutrisi dan mainanku. Meski aku seorang gadis kecil kala itu, aku tidak begitu suka dengan boneka, seluruh mainanku di dominasi oleh mobil-mobilan dan pedang-pedangan. Unik emang karana ada satu boneka yang dibelikan untukku justru aku mutilasi bagian tubuh boneka itu. Iya kejam terdengarnya begitulah kisah masa kecil dari ibuku. Ayah dan ibu selalu memantau tumbuh kembangku dan diabadikan dalam sebuah potret foto, tapi sekarang entah kemana keberadaan potret foto-foto itu.
Ibuku juga tidak lupa selalu mengajariku membaca, menulis dan berhitung saat umurku menginjak 3 tahun. Ia bilang untuk persiapanku di sekolah nanti. Umur 4,5 tahun aku didaftarkan di TK Al-Hidayah, jarak rumah ke TK ku lumayan jauh tapi ibuku lebih tangguh dari yang aku kira, ia selalu mengantar dan menjemputku dengan sepedahnya. saat di taman kanak-kanak itulah aku mendapat banyak teman. Aku mengenal lingkungan baru yang jauh lebih luas dari keluarga dan tetangga sekitar. Aku memiliki 2 orang tua, pertama ayah dan ibuku, yang kedua guru-guruku. Karena usiaku masih sangat terlalu muda untuk di taman kanak-kanak aku masuk di golongan TK C, usiaku masih bisa dibilang balita saat itu karna belum genap 5 tahun. Segalanya diajarkan di sana mulai dari pengenalan huruf A-Z, membaca, merangkai kalimat, berhitung dll. Tidak banyak kegiatan yang aku ikuti saat TK. Aku menyelesaikan taman kanak-kanak di usia 5,5 tahun.
Tahun 1998 diusiaku yang masih 5,5 tahun aku mengenyam pendidikan di sekolah dasar dengan seragam kebanggaannya berwarna merah putih. Aku bersekolah di SDN Pekayon Jaya 2. Teman-teman dan guruku jauh lebih banyak dibandingkan saat di TK dulu. Kesan pertamaku tentang sekolah adalah seru dan membosankan. Seru banyak teman dan membosankan karena banyak pelajaran. Tapi ternyata tidak membosankan, pelajaran yang diberikan sangat menyenangkan dan banyak memberi manfaat tidak luput juga sangat menambah ilmu pengetahuanku. Nilai-nilaiku pun tidak terlalu buruk. Aku mampu mengikuti pelajaran yang diajarkan. Aku selalu berhasil masuk dalam peringkat 5 besar dikelas. Kegiatan yang mulai aku ikuti adalah pramuka saat aku kelas 5 SD. Tim pramuka sekolahku dipersiapkan untuk mengikuti lomba Pramuka tingkat SD di Gelanggang Olah Raga Bekasi dengan kategori kegiatan perlombaan yang sangat menarik diantaranya baris-berbaris, cerdas cermat, kaligrafi dan masih banyak lagi. Hasil latihan pun setiap akhir pekannya membuahkan hasil, sekolahku berhasil memboyong kurang lebih 7 piala dengan kategori yang berbeda. Tidak hanya berhenti disitu saja selanjutnya kami pun dipersiapkan untuk lomba berikutnya masih dalam kegiatan yang sama yaitu Pramuka. Kali ini tim pramuka sekolahku akan berlomba di salah satu SMP terfavorit di Bekasi yaitu SMP Negeri 12 Bekasi. Tidak terlalu buruk hasil yang kami peroleh meskipun menurun dari tahun sebelumnya, tim pramuka sekolahku hanya berhasil memboyong 2 piala, ya setidaknya tidak pulang dengan tangan hampa. Kegiatan pramuka mulai aku tinggalkan karena sehubungan dengan mendekatinya kelulusan. Mulai kelas 6 SD aku lebih fokus untuk belajar agar lulus UN dan erhasil lolos masuk SMP negeri. Saat itu aku berangan-angan untuk masuk di SMP Negeri 12 Bekasi. Ya untuk menggapai angan-angan itu, tidak lantas hanya bermimpi saja, aku harus belajar dan berdoa..
Kelulusan untuk jenjang sekolah dasar pun aku rasa cukup baik, nilaiku tidak menurun, nilai rapotku pun sangat baik. Rekomendasi untuk memilih SMP favorit ku pun datang dari guruku. Dan kali ini angan-angan itu akan segera terwujud. Memang berat harus meninggalkan SDN Pekayon Jaya 2, 6 tahun aku disana banyak suka duka yang sudah aku lalui, namun aku ingin terus berlanjut kea rah yang lebih baik lagi. Aku harus mempersiapkan segalanya dari sekarang agar aku bisa lolos tes SMP Negeri 12 Bekasi.
Hari pelaksanaan tes SMP negeri pun tiba, ada kurang lebih 100 soal yang harus aku kerjakan. Setelah belajar hal terakhir yang aku lakukan adalah berdoa sebelum dan sesudah tes berlangsung. Semoga Allah SWT mengabulkan doa dan usahaku. Aku ingin bersekolah di SMP Negeri 12 Bekasi karena awalnya SMP itu memiliki image SMP favorit. Hanya itu yang ada dipikiran aku saat aku berusia 11 tahun. Tes berlangsung, tentu sangat membuatku nervous namun aku tetap yakin aku pasti lolos. Setelah tes yang tak kalah menegangka adalah menunggu hasilnya, tentu saja akan terasa sangat lama kalau harus menunggu, hari yang ditunggu pun tiba, hasil pengumuman lolos tidaknya sudah rapih tertempel di jendela perpustakaan SMP Negeri 12 Bekasi. Sujud syukur aku termasuk salah satu yang lolos tes tersebut aku berhasil ada di peringkat 96. Tidak terlalu buruk bukan, karena mengingat yang mengikuti tes sangat banyak.
Babak baru Sekolah Menengah Pertama pun  di mulai, kini seragam ku berganti warna menjadi putih biru. Seragam kebangsaan siswa/siswi SMP, terjahit dengan rapi dan bangganya logo ungu SMP Negeri 12 Bekasi di lengan kanan baju seragamku. Sebelum di resmikan menjadi siswi SMP ada masa dimana perkenalan lingkungan sekolah dan orientasi siswa, kita mengenalnya dengan sebutan MOS (Masa Orientasi Siswa). Banyak keperluan yang harus dibawa, banyak teman yang mulai muncul berkenalan, banyak guru yang mengajarkan dan memperkenalkan lingkup SMP Negeri 12 Bekasi. Masa MOS usai dengan diadakannya upacara seperti layaknya wisudawan yang menerbangkan toganya, aku pun sama topi SD yang aku kenakan aku lempar setinggi-tingginya menandakan sekarang aku resmi menjadi siswi sekolah menengah pertama.
Kelas pertama ku di 7.4, pelajaran yang aku terima mulai banyak. IPA dan IPS kini mulai lebih spesifik, muatan local yang aku terima mulai tercantum teknik elektro. Suasanan belajar yang diciptakan mulai terlihat kompetitif dan dibuat senyaman mungkin dengan kurikulum yang baru. Ekstrakurikuler yang aku ikuti masih sama seperti SD yaitu aku memilih pramuka, karena aku merasa sudah cukup tahu tentang pramuka dan aku enggan memilih ekstrakurikuler yang baru. Padahal aku ingin mengikuti taekwondo atau PMR, tapi tetap saja aku memilih pramuka. Kali ini aku begitu tidak tertarik dengan matematika alhasil setiap pelajaran yang berhubungan dengan perhitungan selalu saja remedial. Kegiatan pramuka yang aku pilih selalu diadakan setiap hari sabtu, karena kegiatan belajar dimulai hanya pada hari senin sampai dengan jumat, hari sabtu di khususkan untuk kegiatan ekstrakurikuler. Karena menyita waktu yang aku anggap sebagai waktu istirahat akhirnya aku memilih untk tidak mengikuti kegiatan pramuka lagi sewaktu aku kelas 8. Aku tidak mengikuti kegiatan apapun sampai dengan aku kelas 9. Dikelas 9 aku 3 tahun satu kelas dengan temanku yang bernama Risma Angeliza, dia anak yang pintar. 3 tahun berteman tentu ada masa-masa dimana kami pernah bertengkar. Aku banyak belajar juga dari dia. Secara tidak langsung aku mulai menaikkan minat belajarku dari dia. Teman-temanku yang tidak kalah serunya juga ada, yaitu Andri, Rusmi, Anggi, Eni, Ratih, Ajeng dkk. Layaknya seorang gadis yang sedang dalam masa pertumbuhan tidak disangkal kalau ada rasa ketertarikkan, tapi itu hanya sekedar rasa suka dan sementara dan menurutku itu normal. Di kelas 9 konsentrasi belajarku mulai kembali karena akan menghadapi Ujian Nasional tingkat SMP. Aku mulai mengikuti bimbingan belajar, pelajaran tambahan di sekolah dan latihan-latihan lainnya. Segala persiapan harus aku jalani agar hasilnya lebih baik. Tiba saatnya untuk ujian dengan 3 mata pelajaran yang sama sulitnya yaitu Bahasa Indonesia, Matematika dan Bahasa Inggris. Dari ketiga mata pelajaran tersebut aku mendapatkan hasil yang cukup baik 23,33 tidak terlalu buruk meski tidak bisa dibilang sangat memuaskan. Angka itu memang tidak bisa berubah, namun mutunya bisa ditingkatkan.
Kelulusan SMP yang biasanya di warnai dengan aksi coret-coret seragam tidak aku lakukan, bajunya tetap aku simpan dan mungkin masih layak untuk disumbangkan karena lebih bermanfaat bagiku dan orang lain. Tahun untuk peneriamaan siswa baru tingkat sekolah menengah atas masih tetap sama yaitu dengan tes dan tidak memakai sistem nilai UN. Awalnya aku dipilih untuk menerima jalur khusus untuk 5 SMA negeri favorit dengan menimbang nilai rapot. Tapi aku tidak memilihnya aku lebih ingin di SMA Negeri 6 Bekasi. Sayangnya kedua orang tuaku tidak mengijinkannya karena dinilai terlalu jauh dari rumah, padahal hanya 2 kali naik angkutan umum dari rumahku. Mereka justru mendaftarkanku untuk masuk SMA Negeri 3 Bekasi, alhasil karena tidak sesuai dengan keinginanku tes yang aku isi tidak aku kerjakan dengan sebaik-baiknya dan aku sudah tau bahwa aku tidak akan lolos. Aku tidak menyesal untuk hal itu karena aku hanya ingin melakukan apa yang aku ingin lakukan bukan orang lain yang berkehendak, meskipun itu kedua orang tuaku yang meminta tapi aku tahu apa yang aku mampu lakukan.
Akhirnya aku diajak oleh Eka, Maya dan Aisah untuk masuk di SMA Yadika 9 Bintara, kesan pertama tentang sekolah itu biasa saja namun agak sepi. Iya benar ternyata itu sekolah cabang baru, aku termasuk angakatan ke 3 di sekolah itu. Angkatanku hanya ada 4 kelas. Aku kini duduk di kelas X, kelas X.3 tepatnya. Awalnya aku kurang suka, karena 12 tahun aku bersekolah di sekolah negeri, namun aku harus tetap menjalaninya atau aku akan terhenti begitu saja. Aku mengenal beberapa teman baru diantaranya Risma Marliana, Anggit, Martha dkk. Awalnya aku tidak begitu mengenal mereka. kami baru dekat saat masuk kelas XI. Aku jurusan IPA. Awalnya aku ingin pindah jurusan IPS sayangnya tidak diperbolehkan oleh wali kelasku kala itu. Sejak SMA aku mulai banyak mengikuti perlombaan diantaranya :
a)   Lomba Komputer tingkat SMA se-Yadika
b)   Lomba Biologi Universitas Negeri Jakarta tingkat SMA
c)   Lomba Biologi tingkat SMA se-Yadika
d)   Lomba Matematika Nasional tingkat SMA
e)   Lomba Fisika Nasional tingkat SMA
Salah satu diantara beberapa lomba yang aku ikuti hanya di bidang Biologi, aku meraih juara 3 Olimpiade Biologi tingkat SMA se-Yadika. Sejujurnya aku lebih tertarik dengan kimia. Aku lebih menyukai kimia dibanding biologi apalagi fisika. Pengalaman berorganisasi ku, aku pernah menjadi Bendahara OSIS SMA Yadika 9 Periode 2008-2009. Tidak ada yang banyak aku lakukan hanya mencatat beberapa pemasukan dan pengeluaran kas OSIS. Dalam hal lain mengenai acara-acara OSIS lebih dilakukan oleh ketua OSIS. Aku pernah mengikuti paduan suara namun itu juga tidak berjalan lama, aku tidak terlalu cocok pada vocal group. Aku kembali terfokus belajar ketika sudah berada di tingkat akhir SMA yaitu kelas XII. Seperti sebelumnya persiapan yang dilakukan sebelum menjelang Ujian Nasional tingkat SMA adalah belajar dan mengikuti pelajaran tambahan. Kali ini ada teman yang sangat mahir dimasing-masing bidang, ada Jo yang lebih menguasai IPA dibanding aku, ada Dinda yang mahir Bahasa Inggris, ada Martha, Risma, Anggit, Rahma dan Yudis yang bahkan lebih pintar membuat tertawa mereka menyebut kami D’Frog, entah apa artinya tapi mereka kawan-kawan terhebat yang aku miliki. Satu lagi yang bisa sekali mengelabuhi orang-orang dengan triknya dia Randy. Tawaran untuk mengikuti PMDK pun diberikan dari pihak sekolah, saat itu aku memutuskan untuk mencoba perguruan tinggi Universitas Negeri Jakarta di bidang pendidikan Biologi. Meskipun aku tahu peluang lolosnya sangat kecil karena aku pernah mendengar kabar bahwa yang diseleksi awal adalah dari SMA Negeri. Hasilnya sama seperti apa yang aku rasakan, meskipun tidak lolos aku tidak berkecil hati karena aku ingin berhijrah ke bidang Ekonomi dan Akuntansi.
Masa SMA-ku akan berakhir, UN sudah kulalui, hasilnya pun sudah aku kantongi, bulan Mei sebelum pelepasan aku justru sudah mendapatkan pekerjaan tanpa adanya ijazah dan KTP usiaku saat itu 17 tahun. Aku bekerja di Matahari Departement Store Mall Metropolitan Bekasi. Aku lebih memilih bekerja dari pada kuliah, karena saat itu aku ingin merasakan bagaimana caranya mencari uang dengan usaha dan keringat sendiri. Ya berat memang. Tidak semudah yang aku bayangkan. Bulan Juni adalah terakhir kalinya aku melihat SMA ku pada saat pelepasan berlangsung. Hari-hari selanjutnya aku lebih sering melihat lalu-lalang orang-orang di Mall.
Satu setengah tahun aku bekerja di Matahari Departement Store, banyak yang aku pelajari, mulai dari berjualan, caranya men-display pakaian, membuat laporan dan analisa penjualan, serta beramah-tamah dengan para customer. Bukan hal mudah yang harus aku lalui, namun aku tidak menganggap hal itu beban untukku, seberapa hasilpun yang aku dapat aku cukup bangga karena aku mampu menghasilkan sesuatu dari jerih payahku sendiri. Beberapa orang mengatakan, “Kalau sudah pegang uang sendiri bakal lupa sama kuliah”. Tapi tidak untukku, dari perkataan orang-orang itulah aku ingin membuktikan bahwa anggapan itu tidak benar. Uang memang bisa membuat orang tercukupi, tapi ilmu bisa membuat orang lebih kaya. Hasil yang aku dapatkan setiap bulannya aku coba sisihkan karena meski sedikit setidaknya aku bisa meringankan kedua orang tuaku. Akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan kuliah Strata Satu ku, aku tidak pernah melalukan tes masuk perguruan tinggi negeri atau tes-tes lainnya, karena percuma saja kalau tempat kuliahku jauh dari tempat tinggalku orang tuaku tentu saja tidak merestui. Akhirnya bulan September 2011 aku resign dari pekerjaanku. Aku memutuskan untuk meneruskan pendidikanku di bangku perkuliahan Universitas Gunadarma.
Di bulan September 2011 aku resmi sebagai mahasiswi Universitas Gunadarma. Meskipun tempatku menimba ilmu kali ini bukan di Perguruan Tinggi Negeri, aku tidak berkecil hati, aku selalu melihat bahwa aku jauh lebih beruntung dibandingkan mereka yang bahkan tidak mungkin merasakan bangku perkuliahan. Pertama kali aku masuk dunia perkuliahan tekad ku hanya satu aku ingin belajar dan membuat orang tuaku bangga. Karena aku tidak ingin biaya yang mereka keluarkan untuk ku terbuang percuma dan aku tidak mampu menjadi “orang”. Mulai aku menata hidup sedemikian rupa. Enaknya menjadi mahasiswa tidak perlu bekerja, tinggal minta sama orang tua. Tapi aku tidak ingin menyusahkan mereka terlalu banyak, meskipun segala kebutuhanku dari kedua orang tuaku, jika ada waktu senggang dan libur aku ingin coba untuk bekerja. Akan ada rasa istimewa jika kita bisa memenuhi kebutuhan kita dengan hasil keringat sendiri, tidak harus selalu menadahkan tangan kepada orang tua.
Awal semester perkuliahan berlangsung tentu yang diutamakan adalah IPK dengan mutu A. Tapi sadarilah mutu A itu hanya bagai angka, jika kita tidak mampu mempertanggungjawabkannya dan menginterpretasikannya itu hanya akan menjada boomerang bagi diri kita sendiri. Mungkin nilai A adalah subuah kebanggaan namun aplikasinya harus jauh lebih memuaskan. Jangan sampai nilai A itu justru dipertanyakan. Itu yang ada di benakku. Proses pembelajaran setiap harinya membuat ladang ilmuku bertambah. Seolah aku tidak ingin melewatkan setu menit pun untuk memobolos. Meskipun diberi kebebasan untuk tidak hadir dalam perkuliahan dan terkadang rasa malas itu timbul tetapi aku tetap ingat bahwa hari-hariku akan berkurang pengalamannya jika satu hari saja aku lewatkan dengan sia-sia tanpa ilmu yang ada.
Kenaikan di tingkat 2 tidak berjalan mulus, karena IPK ku turun, bukan masalah untukku karena aku sadar bahwa aku tidak mampu menyerap dengan baik apa yang diberikan oleh ibu bapak dosen. Entah dari pengajarannya yang sesuka mereka atau karena aku yang tidak memperhatikan. Namun aku tidak kecewa meskipun ada sedikit penyesalan. Waktu yang berlalu tidak akan pernah terulang dan berubah menjadi baik tetapi masa depan masih bisa ditentukan dan diarahkan dari hari ini. Memanfaatkan libur 2 bulan tentu aku coba untuk mencari kerja magang, partnerku di Matahari menawariku untuk bekerja di showroom-nya tentu tidak aku sia-siakan kesempatan ini. Aku bekerja hanya 2 minggu di Oregano tidak lama memang tapi cukup untuk mengisi waktu libur panjang yang selebihnya sangat membosankan.
Kondisi kelas yang baru memiliki aroma persaingan yang ketat. Ya kali ini 3 tahun sampai aku lulus aku akan satu kelas dengan teman-teman EA17. Ruth, Dede dan Astrid akan 3 tahun sekelas denganku. Aku yakin kami semua akan lulus di tahun yang sama. Semangat yang baru mulai terasa, hari yang lalu aku boleh lengah tapi hari ini aku pastikan tidak akan terjadi lagi. Dalam belajar ada baiknya untuk tidak menganggap kawan sekelas sebagai rival kalian, tetap jadikan mereka sahabat. Kondisi ini aka tetap menjadikan kelas lebih nyaman, setiap apapun yang diajarkan akan mampu diserap dengan sebaik-baiknya nalar.
Cerita tentangku tidak melulu mengenai kuliah, kerja dan hanya seperti itu seterusnya. Ada juga sesorang yang menemaniku semenjak masuk kuliah bahkan sejak aku masih di Matahari. Namanya Randy Qausar Haris, sempat aku singgung sedikit di atas tentang dia, itu jauh sebelum kami dekat. Sudah 2 setengah tahun aku bersamanya, banyak yang dilalui dari masa galau sampai senangnya pun komplit. Umurnya selisih satu tahun dengan ku. Wajar saja jika sifat dan pemikiranku dengannya tidak jauh berbeda. Dia juga berkuliah di Universitas Gunadarma. Namun ia satu tingkat di atasku, meskipun aku dan dia lulus di tahun yang sama, aku telat masuk karena memilih bekerja terlebih dahulu.
Kembali lagi tentang kuliahku, semester 3 telah berakhir, nilai IPK sudah keluar, benar strategiku kali ini nilai semester ini jauh leih baik dari semester lalu. Peruntungan saat aku semester 4, aku mencoba untuk mengikuti tes menjadi asisten di Laboratorium Manajemen Dasar. Bukan hal yang mudah ternyata serangkaian tes harus aku jalani dan harus bolak balik Kelapa Dua-Bekasi. Namun itu tidak menyurutkan semangatku meskipun awalnya hanya coba-coba jika beruntung dan rejeki pasti gak akan kemana. Ternyata benar jika usaha diimbangi doa segala sesuatu yang menjadi hak kita gak akan tertukar dengan orang lain. Aku berhasil lolos dan menjadi asisten di Laboratorium Manajemen Dasar sampai saat ini. Banyak ilmu yang diberi, banyak pula yang aku jalani dan ternyata semua itu bermanfaat sehingga memudahkanku untuk menjalani aktifitas perkuliahan. Kali ini aku bukan mahasiswi ‘kupu-kupu’ kuliah pulang-kuliah pulang. Ada hal yang bermanfaat aku jalani salah satu diantaranya membagi ilmuku kepada orang lain.
Maaf jika pernah menyepelekan orang yang mengajar, karena saat aku jalani ternyata tidak semudah saat aku mencemoohnya. Membuat pemikiran kita dan yang di bimbing menjadi satu ternyata sangat sulit, membuat orang lain agar lebih paham dengan cara yang simple ternyata tidak segampang kita berucap. Kini aku merasakan hal itu. Namun bukan penghalang bagiku untuk menyerah setidaknya ada yang mampu aku lakukan saat orang lain meremehkannya. Akan ada sebuah kebanggaan yang tak ternilai saat kita berhasil melaluinya bahkan jauh lebih baik dari orang yang menilai kita. Aku bisa membuktikan aku mampu melakukannya. Semoga yang aku lakukan adalah berkah untuk semuanya dan di ridhoi Allah SWT.
Tetapi yang harus selalu kita ingat adalah jangan melupakan sang Maha Pemberi Ilmu. Dia yang memberikanmu ilmu bersyukurlah dengan selalu erucap hamdalah. Jangan pernah menjadi diri orang lain, kareakteristik diri kitalah yang membangun kita. Jangan iri pada kemampuan orang lain, kemampuan setiap individu itu berbeda, setiap individu itu unik, mereka selalu memiliki kelebihan dan kekurangan di masing-masing bidang. Tidak ada manusia yang mampu menguasai semuanya dalam satu waktu, yang ada hanya manusia yang terus belajar untuk menjadi lebih baik dari hari kemarin. ngan takabur atas hasil yang diperoleh Allah bisa saja membalikkannya dengan mudah. Pergunakanlah untuk beramal dengan berbagi ilmu kepada orang lain Insya Allah ilmu itu berkah.
Aku senantiasa bertemu orang-orang hebat setiap harinya, ayah, ibu, guru, dosen dan masih banyak lagi. Aku yakin kelak aku dan akan sehebat mereka dan sesukses mereka bersama teman-temanku yang akan menjadi calon-calon orang sukses. Amin~~

Semangat sampai akhir :)
Wassalamualaikum Wr.Wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar