Dewasa ini nilai-nilai luhur Pancasila mulai memudar dan meredup
pelaksanaannya. Hal
ini terjadi lebih dikarenakan oleh adanya globalisasi yang melanda Indonesia.
Masyarakat terbius akan kenikmatan hedonisme yang dibawa oleh paham baru yang
masuk sehingga lupa dari mana, di mana, dan untuk siapa sebenarnya mereka
hidup. Seakan-akan mereka melupakan bangsanya sendiri yang dibangun dengan
semangat juang yang gigih dan tanpa memandang perbedaan.
Ini tentu sangat buruk bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, seakan
mayarakat sengaja melupakan perjuangan bangsa, berbaur dengan budaya asing dan
bahkan ikut membanggakannya. Mungkin sejarah perjuangan bangsa hanya akan ada
dibuku tanpa diingat oleh bangsanya. Mungkin terdengar sangat kejam bagaimana
bisa seluruh keringat, waktu dan pengorbanan nyawa yang dikorbankan demi bangsa
justru malah dilupakan bangsanya sendiri. Para pejuang memerdekakan Indonesia,
merumuskan nilai-nilai luhur bangsa dan membentuk jati diri bangsa bukanlah
perkara mudah. Sebagai generasi penerus yang hanya penikmat dari hasil
perjuangan seharusnya kita bangga, menjaga dan melestarikan apa yang menjadi
nilai moral dan jati diri bangsa.
Pancasila memberikan nilai yang mengatur kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara agar menjadi masyarakat dengan kepribadian yang
bermoral, beretika, bertoleransi, bertanggung jawab, berubudi pekerti dan
berjiwa sosial. Butir-butir Pancasila jelas memberikan nilai yang patut
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya dihapal.
Menumbuh kembangkan kembali semangat Pancasila memang bukan perkara
mudah jika jiwa individu dan masyarakat itu sendiri sudah terkontaminasi oleh
hedonisme. Ada banyak cara jika ingin membangkitkannya kembali diantaranya:
1. Ingat Kembali Perjuangan dan Sejarah Bangsa
Bangsa yang maju adalah bangsa yang mengingat sejarahnya. Dengan
senantiasa mengingat bagaimana para pahlawan bertempur dimedan perang hanya
demi kata “MERDEKA” kita tidak akan lupa bagaimana dulunya para pahlawan dengan
gigih memperjuangan kebebasan bangsa. Sekarang kita tidak perlu bertempur nyawa
dimedan perang, yang sekarang patut kita lakukan adalah melanjutkan perjuangan
mereka demi bangsa dan Negara. Jangan selalu mengeluh apa yang bisa Negara ini
berikan untuk kita, tapi tanya pada diri kita apa yang mampu kita berikan
kepada Negara.
2. Banggakan Indonesia
Hal ini yang kadang mengendurkan rasa nasionalisme bangsa. Kita tak
urung membanggakan Negara lain dan membandingkannya dengan keburukan yang ada
di Indonesia. Jika kita cermati secara saksama, hanya Negara Indonesia yang
kaya akan alam, suku, budaya dan bahasa. Bangsa lain tidak sama sekali punya.
Lihat dari ujung Sumatra sampai ke Irian Jaya. Indonesia sungguh kaya. Orang
asing bahkan tertarik mempelajari budaya Indonesia dengan bangga, tetapi justru
bangsa Indonesia sendiri menganggap itu sangat tradisionil. Budaya kita
diperkenalkan oleh orang asing di Negara mereka bahkan sampai kancah
internasional. Seharusnya kita malu, saat bangsa lain mengklaim budaya kita
sebagai budayanya kita baru unjuk gigi dan berteriak bahwa itu milik kita, tapi
kita sendiri sebagai masyarakatnya tidak mau menjaga, melestarikan dan
membanggakannya. Sudahi pikiran klasik bahwa Indonesia itu kuno, Indonesia itu
sangat kaya dan kita BANGGA!
3. Tanamkan semangat pancasila
Pemberian nilai-nilai Pancasila sudah diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari melalui keluarga, pendidikan formal (sekolah) bahkan
pembelajarannya masih diberikan hingga bangku perkuliahan. Bagaimana bisa lupa?
Bagaimana saat mengaplikasikannya justru tidak mencerminkan nilai-nilai luhur
Pancasila? Dalam keluarga selalu diberikan kebebasan berpendapat, selalu
mendapatkan perhatian dan pengertian serta pengajaran agar seorang individu
didalam keluarga saat berbaur dengan kelompok masyarakat mampu menjadi pribadi
yang berguna, menghormati dan saling mengasihi. Dalam mengenyam pendidikan
selalu diajarkan pelajaran mengenai Pendidikan Pancasila, bagaimana sikap kita
mengamalkan kembali nilai-nilai dalam pelajaran tersebut. Jangan hanya menjadi
buku bacaan namun mampu kita menerapkannya kembali untuk diri kita pribadi dan
orang lain.
Membangkitkan semangat Pancasila untuk menjadi generasi yang religi ini
tercemin sebagaimana penerapan sila pertama Pancasila “Ketuhanan Yang Maha Esa”
agar menjadikan kita sebagai manusia makhluk Tuhan yang beragama, bertoleransi
antar umat agama dan selalu taat beribadah sesuai ajaran agama dan keprcayaan
yang dianutnya. Pada dasar hati manusia yang paling utama adalah ajaran agama,
karena jika manusia taat dalam menjalankan ibadah agamanya ia akan takut
terhadap dosa dan menjauhkan dirinya dari perbuatan yang merusak dan merugikan
orang banyak.
Semangat untuk menjadi pribadi yang berperi kemanusiaan dan beradab ini
mengajari kita bagaimana menjadi seorang individu yang memiliki rasa
kemanusiaan terhadap sesama, menjadi pribadi yang beradab dan menjunjung tinggi
rasa kemanusiaan tanpa melihat perbedaan suku, ras, agama dan budaya. Hal ini
tentu sesuai dengan isi dari sila kedua Pancasila yaitu “Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab”.
Sila ketiga Pancasila “Persatuan Indonesia” memberikan semangat
nasionalisme yang tinggi dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Bangsa yang
bangkit dengan persatuan dan bangsa yang bersatu diatas perbedaan. Semangat nasionalisme
kita mengajarkan untuk saling menghargai dan menghormati atas setiap perbedaan
yang ada. Memberikan kekayaan ragam budaya di Indonesia. mengajarkan kepada
kita untuk terus membanggakan Indonesia, menjaga dan melestarikan setiap
kekayaan Indonesia.
“Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan”
sila keempat Pancasila ini memberikan pengetahuan bahwa kekuasaan tertinggi Indonesia
berada di tangan rakyat. Negara Indonesia ini milik rakyat bukan milik
pemerintah, bukankah mereka para pejabat adalah kaki tangan rakyat? Setiap konflik
yang mendera dan setiap keputusan yang diambil harus sesuai dengan keputusan
bersama. Keputusan yang diambil dengan mengeyampingkan kepentingan pribadi. Dan
keputusan berdasarkan hasil musyawarah mufakat yang ditujukan dari oleh dan
untuk rakyat. Tunjukan moral yang baik dalam setiap pengambilan keputusan.
“Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” sila kelima Pancasila mencerminkan
nilai jiwa sosial dari setiap individu. Menjadikan setiap individu yang adil
dan bijaksana dalam setiap pengambilan keputusan. Keputusan yang adil dan bijak
serta tidak merugikan. Keadilan yang tanpa pamrih. Keadilan yang merata. Keadilan
yang selalu ditegakkan bagi seluruh bangsa Indonesia melalui hukum. Keadilan
tanpa pandang bulu.
Sekilas kita dapat melihat bahwa
memang Pancasila merupakan jati diri dan identitas bangsa. Maka dari itu jiwa
dan semangat Pancasila harus dibangkitkan, harus dipupuk sedini mungkin, dan
dijaga agar tidak hilang dari diri kita agar menjadi bangsa yang bertanggung
jawab, bangsa yang adil, bangsa yang bijak dan bangsa yang bermoral serta bangsa yang menghargai setiap detailnya kekayaan yang menjadi ciri khas bangsa Indoneisa. Jaga, Letarikan dan Banggakan.