PEMAKAIAN
METODE ILMIAH DALAM MENJAWAB PERTANYAAN ILMIAH
1.
Pengertian
Metode
Metode berasal dari Bahasa
Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan
dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat
memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Dapat dikatakan metode
adalah suatu cara, pendekatan, atau proses dengan menerapkan prinsip-prinsip
kelogisan yang digunakan dalam suatu penelitian guna memahami suatu objek
penelitian dan mencapai suatu tujuan serta dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
2.
Pengertian
Metode Ilmiah
Asep Hermawan, (2009:5), mengungkapkan
“Metode ilmiah merupakan penggabungan antara rasionalisme dan empirisme. Metode
ilmiah merupakan suatu cara berpikir dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut
ilmu atau pengetahuan ilmiah (science).
Dapat dikatakan bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan metode
ilmiah. Metode ilmiah dapat pula diartikan sebagai cara-cara atau prosedur yang
digunakan untuk menganalisis fakta-fakta empirik dalam menguji
pernyataan-pernyataan teoritik.”
Menurut Dermawan Wibisono,
(2003: 5), “Secara lebih luas, metode ilmiah dalam riset bisnis didefinisikan
sebagai teknik dan metode yang membantu peneliti untuk mengetahui dan memahami
fenomena bisnis. Metode ilmiah membutuhkan analisis sistematik dan interpretasi
logis dari bujkti-bukti empiris (kenyataan dari pengamatan atau eksperimen)
untuk mengkonfirmasikan atau membuktikan konsepsi awal.”
Dapat ditarik kesimpulan bahwa
metode ilmiah adalah suatu pendekatan berupa cara-cara dan prosedur-prosedur
yang teratur dan sistematis digunakan oleh peneliti dalam menganalisis fakta-fakta
dengan langkah-langkah identifikasi dan analisis masalah, pengumpulan data,
menarik kesimpulan dan merevisi teori untuk menguji atau membuktikan konsep
(pernyataan) awal.
3.
Karakteristik
Metode Ilmiah
Umumnya terdapat empat karakteristik penelitian
ilmiah, yaitu:
1) Sistematik
Berarti suatu penelitian harus disusun dan
dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang
mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2) Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima
akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung
menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal yaitu logika. Prosedur penalaran
yang dipakai bias dengan prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik
kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus), atau prosedur deduktif
yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari
pernyataan yang bersifat umum.
3) Empirik
Artinya suatu penelitian yang didasarkan pada
pengalaman sehari-hari, yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang
kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan empirik ada tiga yaitu :
(a) Hal-hal
empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau
perbandingan satu sama lain).
(b) Hal-hal
empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
(c) Hal-hal
empirik tidak bisa secara kebetulan,melainkan ada penyebabnya.
4) Replikatif
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus
di uji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila
dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat
replikatif, penyusunan definisi operasional variable menjadi langkah penting
bagi seorang peneliti.
4.
Langkah
– Langkah Metode Ilmiah
Menurut Abdurrahmat Fathoni
(2006 : 71) langkah metode ilmiah ada lima, yang meliputi:
1) Penetapan
masalah
2) Penyusunan
kerangka berpikir dan premis-premis
3) Perumusan
hipotesis
4) Pengujian
hipotesis
5) Penarikan
hipotesis
Sedangkan menurut Soetriono dan Rita Hanafi (2007 : 157)
ada enam langkah-langkah sistematis keilmuan, yaitu :
1) Mencari,
merumuskan dan mengidentifikasi masalah
2) Menyusun
kerangka berfikir
3) Merumuskan
hipotesis secara empirik
4) Melakukan
perubahan
5) Menguji
hipotesis secara empirik
6) Menarik
kesimpulan
5.
Pertanyaan Ilmiah
Pertanyaan
ilmiah adalah rasa ingin tahu seseorang akan sebuah informasi yang berdasarkan atau
dilandasi oleh ilmu pengetahuan yang sudah ada. Jadi pertanyaan ilmiah haruslah
berdasarkan pengetahuan yang ada, bukan sembarang pertanyaan tanpa landasan
fakta atau ilmu.
6.
Syarat Pertanyaan dalam Penelitian Ilmiah
Pada
hakikatnya pertanyaan penelitian dirumuskan dengan melihat kesenjangan yang
terjadi antara:
a) Apa yang seharusnya
terjadi (prescriptive)
dan yang sebenarnya terjadi (descriptive).
b) Apa yang diperlukan (what is needed) dan apa
yang tersedia (what is
available).
c) Apa yang diharapkan (what is expected) dan apa
yang dicapai (what is
achieved).
Pertanyaan penelitian
selalu diawali dengan munculnya masalah-masalah yang sering disebut sebagai fenomena
atau gejala tertentu. Tetapi tidak semua masalah bisa diajukan sebagai masalah
penelitian. Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi agar bisa diangkat sebagai
masalah penelitian. Berdasarkan kajian referensi buku-buku metodologi
peneltian, setidaknya terdapat tujuh syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
a) Tersedia data atau
informasi untuk menjawabnya.
b) Data atau informasi
tersebut diperoleh melalui metode ilmiah, seperti wawancara, observasi,
kuesioner, dokumentasi, partisipasi, dan evaluasi/tes.
c) Memenuhi persyaratan
orisinalitas, diketahui melalui pemetaan penelitian terdahulu (state of the arts).
d) Memberikan sumbangan
teoretik yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
e) Menyangkut isu
kontroversial dan unik yang sedang hangat terjadi.
f) Masalah tersebut
memerlukan jawaban serta pemecahan segera, tetapi jawabannya belum diketahui
masyarakat luas, dan
g) Masalah itu diajukan
dalam batas minat (bidang studi) dan kemampuan peneliti.
Untuk mencapai maksud
tersebut di atas, peneliti perlu melakukan pertanyaan reflektif sebagai pemandu.
Menurut Raco (2010: 98), ada beberapa pertanyaan awal untuk dijawab sebagai
berikut:
a) Mengapa masalah
tersebut penting untuk diangkat.
b) Bagaimana kondisi
sosial di sekitar peristiwa, fakta atau gejala yang akan diteliti.
c) Proses apa yang
sebenarnya terjadi di sekitar peristiwa tersebut.
d) Perkembanghan atau
pergeseran apa yang sedang berlangsung pada waktu peristiwa terjadi, dan
e) Apa manfaat
penelitian tersebut baik bagi pengembangan ilmu pengetahun dan masyarakat
secara luas di masa yang akan datang.
7. Jenis Pertanyaan Ilmiah
Dilihat
dari jenis pertanyaannya, para ahli metodologi penelitian seperti Marshall
& Rossman (2006), dan Creswell (2007: 107) setidaknya membaginya menjadi
tiga macam pertanyaan, yaitu:
a)
Deskriptif
Yaitu
mendeskripsikan fenomena atau gejala yang diteliti apa adanya, dengan
menggunakan kata tanya ‘apa’. Lazimnya diajukan untuk pertanyaan penelitian
kualitatif.
b)
Eksploratoris
Yaitu
untuk memahami gejala atau fenomena secara mendalam, dengan menggunakan kata
tanya “bagaimana”. Lazimnya diajukan untuk pertanyaan penelitian kualitatif.
c)
Eksplanatoris
Yaitu
untuk menjelaskan pola-pola yang terjadi terkait dengan fenomena yang dikaji,
dengan mengajukan pertanyaan ‘apa ada hubungan atau korelasi, pengaruh antara
faktor X dan Y. Lazimnya untuk pertanyaan penelitian kuantitatif.
8. Ciri Masalah
Penelitian yang Baik
a)
Memiliki
nilai kebaruan (novelty).
b)
Jawabannya
penting untuk diketahui masyarakat luas
c)
Memiliki
nilai nilai guna atau manfaat.
d)
Fisibel,
artinya terjangkau dari sisi perolehan data, biaya, waktu, dan kualifikasi
peneliti.
e)
Tidak
bertentangan dengan norma atau nilai yang ada di tempat penelitian dilakukan.
9. Tipe Penelitian
a)
Berdasarkan
bidang yang dikaji: pendidikan, manajemen pendidikan, sejarah, bahasa, hukum,
politik, agama, politik dsb.,
b)
Berdasarkan
lokus atau tempat penelitian: lapangan, laboratorium, pustaka.
c)
Berdasarkan
pemakaian: dasar (basic)
atau murni (pure)
dan terapan (applied).
d)
Berdasarkan
tujuan utama: deskriptif, eksploratif, eksplanatif, verifikatif.
10.
Klasifikasi
Penelitian Menurut Metode
1) Penelitian
Survey
Ialah penelitian yang dilakukan pada populasi
besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil
dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif,
distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi
dari pengamatan yang tidak mendalam.
2) Penelitian
Ex Post Facto
Adalah suatu penelitian untuk meneliti
peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk untuk mengetahui
faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.
3) Penelitian
Sejarah (Historical Research)
Adalah penelitian yang berkenaan dengan
analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung di masa lalu.
11. Penggunaan Metode Ilmiah dalam Menjawab Pertanyaan Ilmiah
Sebelum peneliti menggunakan metode
ilmiah untuk menjawab sebuah pertanyan ilmiah, seorang peneliti harus
mengetahui masalah apa yang dapat diselesaikan secara ilmiah dan masalah yang
dapat diselesaikan tanpa adanya proses ilmiah. Ada 2 jenis permasalahan yang
dapat terjadi yaitu:
a) Permasalahan yang dapat diselesaikan
tanpa harus diadakan penelitian, karena permasalahan ini dapat diselesaikan
secara langsung dengan musyawarah atau pun diskusi.
b) Permasalahan yang harus diselesaikan
dengan menlakukan penelitian terlebih dahulu. Karena permasalahan ini tidak
dapat diselesaikan secara langsung, dan memerlukan kajian-kajian teori atau
bukti-bukti yang jelas untuk memperkuat hasil penelitian.
Untuk menjawab pertanyaan yang
bersifat ilmiah, diperlukan proses penelitian dengan menggunakan metode-metode yang
bersifat ilmiah, yang tidak lepas dari adanya pencarian masalah yang sedang up to date, peneliti harus membatasi
cakupan dari masalah yang hendak diteliti. Mengumpulkan teori-teori pendukung
untuk menjadi landasan teori dari masalah yang hendak diteliti. Merumuskan hipotesis
atau pendugaan sementara tentang hasil yang diinginkan. Mengumpulkan data-data
yang hendak diteliti agar penelitian tepat dalam mengukur masalah. Pengujian hipotesis
yang didapat dari data yang telah dikumpulkan. Lalu peneliti dapat menarik
kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukannya.
Daftar Pustaka
Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi
Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta.
Hermawan,
Asep. 2009. Penelitian Bisnis Paradigma
Kuantitatif. Jakarta : Grasindo.
Nurfajriah,
Sheily. 2013. Pengertian, Karakteristik, dan Langkah-Langkah Metode
Ilmiah. Dalam http://sheilynurfajriah.blogspot.com/2013/04/pengertian-karakteristik-dan-langkah.html
Rahardjo,
Mudjia. 2011. Merumuskan Pertanyaan
Penelitian (Bahan Kuliah Metodologi Penelitian Program S2 MPI). Dalam http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id/materi-kuliah/283-merumuskan-pertanyaan-penelitian.html
Salasa,
Nadillah. 2014. Pemakaian Metode
Ilmiah dalam Menjawab Pertanyaan Ilmiah. Dalam http://dillahsalasa.blogspot.com/2014/03/pemakaian-metode-ilmiah-dalam-menjawab.html
Soetriono, Rita Hanafie. 2007. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian.
Yogyakarta :
Andi Offset.
Wibisono,
Dermawan. 2003. Riset Bisnis: Panduan bagi Praktisi dan
Akademisi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.