.::Nurii Blog::.

nurita blog :) happy reading :) enjoy~~

Minggu, 28 Oktober 2012

Bisnis UKM



Bisnis UKM memang terbukti anti krisis, bahkan memberikan peluang investasi yang makin menjanjikan. Ini terbukti dari angka pertumbuhan ekonomi nasional 6,5 persen, dominasi 60 persen perekonomian negara ini dari kontribusi UKM. Ini salah satu bukti bukti bahwa UKM cukup berperan besar pada perekonomian Negara Indonesia karena UKM sudah terbukti menjadi benteng kokoh saat perekonomian Negara diterpa krisis. Dengan angka pertumbuhan ekonomi sekitar 6,5 persen, serta pendapatan nasional (PDB) sekitar 820 Milyar Dolar merupakan prestasi membanggakan bagi perekonomian nasional.

Selain itu munculnya unit Usaha Kecil dan Menengah ternyata tidak hanya memberikan dampak positif bagi pendapatan masyarakat, namun juga sangat membantu penyerapan tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Meskipun para pelaku UKM masih sering mendapat kendala khususnya di bidang permodalan, namun kontribusi usaha kecil menengah terhadap penyediaan lapangan kerja cukuplah tinggi, bahkan diperkirakan bisa memberikan peluang kerja bagi 96.211.000 masyarakat, dan menjadi donatur Pendapatan Domestik Bruto (PDB) hingga mencapai 56,53%.

Sejak tahun 2008 sampai 2011, tercatat ada sekitar 52,77 juta unit UKM di Indonesia yang telah memberikan lapangan pekerjaan cukup besar bagi masyarakat lokal yang ada di sekitar lokasi usaha. Kondisi ini tentu merupakan kabar bagus bagi perekonomian Indonesia, mengingat UKM berperan penting sebagai saka guru dan penyelamat perekonomian nasional sejak krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1998-1999.

Tumbuhnya UKM-UKM di Indonesia menjadi langkah awal bagi perbaikan ekonomi nasional hingga akhirnya target pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan menjadi 8% di tahun 2014 bisa segera terwujud dengan penciptaan lapangan kerja bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Alhasil, bisnis UKM makin hari kian banyak peminat. Bagi Anda yang berminat berinvestasi di bisnis UKM, tentunya tidak bisa berinvestasi secara sembarangan. Anda harus bisa memilah dan memilih, segmen bisnis UKM apa saja yang prospeknya cerah.
Ada tiga peluang investasi yang bisa Anda pilih dalam bisnis UKM:
1.   Pertama, usaha manufaktur. Yang tergolong dalam usaha manufaktur adalah semua jenis usaha yang merubah bahan dasar menjadi produk yang siap dipasarkan ke konsumen. Beberapa jenis usaha manufaktur yang cukup menjanjikan antara lain konveksi, kerajinan mebel, souvenir, interior rumah, dll.
2.   Kedua, usaha dagang. Yang tergolong dalam usaha dagang adalah jenis usaha yang menjual suatu produk ke konsumen. Usaha jenis ini antara lain toko kelontong, jajanan, dll. Khusus untuk jajanan, ada banyak jenis jajanan yang memiliki prospek cerah. Mulai dari jajanan tradisional, gorengan, donat, kue kering, dll.
3.   Ketiga, usaha jasa. Jenis usaha ini menghasilkan jasa, jadi bukan suatu produk. Beberapa usaha jasa yang banyak dibutuhkan konsumen saat ini antara lain warnet, jasa pengetikan, laundry, cuci mobil, dan jasa terjemah.

Agar investasi Anda berbuah manis, tidak salah apabila andan memperhatikan hal-hal penting berikut ini:
1.   Pertama, menentukan jenis investasi. Agar Anda tidak salah memilih jenis investasi, lakukan survei pasar terlebih dulu. Pertimbangkan kebutuhan konsumen dan daya beli mereka. Dari sini akhirnya Anda bisa memutuskan, jenis bisnis UKM mana yang banyak dibutuhkan konsumen sekaligus menawarkan prospek yang cerah.
2.   Kedua, perencanaan. Kesuksesan tidak datang begitu saja. Namun butuh perencanaan yang matang. Hitung dengan cermat segala kebutuhan bisnis yang hendak Anda jalankan. Mulai dari permodalan hingga biaya operasionalnya. Selanjutnya rancang pula strategi untuk memenangkan kompetisi bisnis tersebut.
3.   Ketiga, pantang menyerah. Jangan takut menghadapi kegagalan. Jika investasi yang sudah Anda rencanakan ternyata gagal, lakukan evaluasi. Selanjutnya rancang strategi baru untuk menjalankan kembali bisnis Anda.


Beberapa Contoh Bisnis UKM

a)     Peluang Bisnis Rumahan Menjahit Pakaian

Jika Anda memiliki hobi dan terampil dalam menjahit, banyak peluang usaha yang bisa Anda kerjakan di rumah. Salah satunya adalah membuat pakaian. Salah satu jenis usaha modal kecil ini, merupakan kesempatan berharga untuk para penjahit terampil, kreatif dan inovatif yang ingin mencari peluang di bisnis rumahan.
Perhatikan :
1.   Konsumen
Target utama Anda adalah anak-anak, remaja putri, para wanita pekerja/mahasiswa, hingga ibu-ibu muda yang selalu ingin tampil modis dan trendi. Bahkan siapa saja yang ingin membuat baju/pakaian. Tergantung keahlian Anda dalam menjahit pakaian untuk kaum wanita atau pria.

2.   Persiapan
o      Modal untuk membeli mesin jahit dan perlengkapan menjahit lainnya.
o      Memiliki skill/keahlian menjahit.
o      Sabar dan tekun.
o      Mampu menciptakan ide kreatif dalam mendesain pakaian dari model yang sudah ada dipasaran.
o      Mencari referensi tempat berbelanja bahan tekstil, alat dan perlengkapan menjahit lainnya yang berkualitas dengan harga miring.
o      Mempromosikan usaha Anda kepada orang-orang yang menjadi target pemasaran Anda.

3.   Pelaksanaan
o      Mulailah dengan menjahit potongan-potongan kain yang polanya sederhana.
o      Carilah partner yang telah mahir dan berpengalaman dalam hal menjahit.
o      Mulailah menjahit untuk keluarga-keluarga terdekat, misalnya mencoba membuat pakaian anak, dll. Dengan demikian Anda dapat seing mengasah dan mengeksplor kemampuan menjahit Anda.

4.   Promosi dan Pemasaran
o      Promosi dari mulut ke mulut. Dimulai dari keluarga terdekat, teman dekat, hingga tetangga di lingkungan rumah Anda. Dari klien-klien terdekat itulah, nantinya jaringan pemasaran dapat berlanjut pada orang lain yang kenal dengan orang yang telah menjadi pelanggan Anda.
o      Mendatangi instansi-instansi tertentu dengan menawarkan pemesanan baju seragam, seperti seragam perusahaan percetakan, rumah makan, dll.

b)   Menjalankan Bisnis Online Di Rumah


Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya Internet. Perkembangan Internet juga telah mempengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka (dan sebagian sangat kecil melalui pos atau telepon), kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui Internet. Transaksi melalui Internet ini dikenal dengan nama e-commerce.

Jadi tidak heran lagi jika kini hampir semua orang melibatkan bisnisnya dengan fasilitas internet. Misalnya saja dalam melakukan pemasaran bisnisnya. Jika Anda tidak memiliki waktu banyak untuk melakukan pemasaran bisnis, sangat sibuk dan tidak memiliki waktu untuk bersosialisasi langsung dengan orang-orang secara face to face. Bisnis Online dapat menjadi alternatif agar pemasaran berjalan.

Usaha yang satu ini membutuhkan modal yang relatif kecil, waktu yang dibutuhkan pun tidak terlalu banyak dengan hasil yang memuaskan. Lantas berapa modal yang diperlukan untuk memulai sebuah bisnis online, jawabannya tergantung atau relatif. Namun bagi orang yang telah menjalaninya bisnis ini tidak hanya merupakan peluang usaha rumahan modal kecil tetapi juga sebuah lowongan kerja dan jam kerja terpendek dengan hasil yang significant.

Setiap bisnis online yang baik dimulai dengan rencana. Ini harus mencakup pasar bahwa orang akan membeli, sebagai wadah untuk memasarkan produk dan jasa, dan cara untuk mempromosikan atau mengiklankan. Sebagai wadah yang mampu bertindak sebagai pasar, sebaiknya Anda melihat dahulu bagaimana minat dan keterampilan yang Anda miliki. Sebuah bisnis akan terasa nikmat jika seorang itu telah nyaman melakukannya.

Sumber :

http://umkmcentre.narotama.ac.id/
http://idestaff.com/
http://berbisnisrumahan.com/

Beberapa Berita Koran Mengenai UKM


Bangkitnya UKM , Bangkitnya Perekonomian Indonesia


Tahun 2011 yang lalu Indonesia sempat menjadi perhatian Negara-negara di seluruh dunia karena Indonesia adalah salah satu negara yang mampu bertahan di saat Negara-negara lain mengalami resesi dan krisis ekonomi. Keberhasilan Indonesia dalam mencapai peringkat investasi tersebut menjadi daya tarik yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan angka pertumbuhan ekonomi sekitar 6,5 persen, serta pendapatan nasional (PDB) sekitar 820 Milyar Dolar merupakan prestasi membanggakan bagi perekonomian nasional.

Dan dari angka pertumbuhan ekonomi nasional 6,5 persen, dominasi 60 persen perekonomian negara ini dari kontribusi UKM. Ini salah satu bukti bukti bahwa UKM cukup berperan besar pada perekonomian Negara Indonesia karena UKM sudah terbukti menjadi benteng kokoh saat perekonomian Negara diterpa krisis. Setidaknya ada dua kesimpulan sebagai penguat hipotesis tentang peranan sektor UKM, yakni pertama, pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat, sebagaimana terjadi di Jepang, tak lepas dari kontribusi besar sektor usaha kecil menengah. Kedua, dalam penciptaan lapangan kerja di Amerika Serikat sejak perang dunia II, sumbangan UKM ternyata tak bisa diabaikan. (DL Birch, 1979) AS benar-benar telah membuktikan hipotesis tersebut. Ketika sektor finansial ambruk diterpa krisis yang melanda negeri adidaya itu pada 2008, UKM tampil sebagai penyelamat.

Oleh karena itu, pemerintah perlu membuat kebijakan yang tepat guna mendukung sektor UKM seperti teknologi, struktur, manajemen, pelatihan, dan pembiayaan.Salah satu contoh kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah adalah melalui KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang sangat membantu UKM untuk menambah modal dalam mengembangkan usahanya.

Selain itu,salah satu elemen paling mendasar untuk membangun dunia UKM adalah peningkatan kapasitas sumber daya manusianya. Apalagi jika pemerintah bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk menambah matakuliah Wirausaha dalam Perguruan Tinggi yang tentu nya akan meningkat semangat wirausaha dan banyak melahirkan Pengusaha-pengusaha baru yang akan mendorong peningkatan perekonomian di Indonesia. Di tambah usaha pemerintah untuk terus meningkatkan Infrastruktur dan pemberantasan Korupsi. Dengan demikian bukan hanya saya tapi seluruh bangsa Indonesia pun yakin dan optimis negara Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia di masa yang akan datang.

 

Bisnis Indonesia UKM , Bukan Pasar Modal


Jakarta - Mantan Presiden RI B.J. Habibie menilai Indonesia harus mendorong pertumbuhan di sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) demi mengurangi tingkat pengangguran. Sektor tersebut sudah terbukti bisa menyerap banyak tenaga kerja baru. "Sektor bisnis Indonesia tidak bisa dilihat dari pasar modal, tetapi dari sektor UKM," katanya dalam acara Peran & Pentingnya Ketahanan UKM Nasional Dalam Era Globalisasi di Gedung Smesco, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu (2/6/2012).

Menurutnya, sektor UKM mampu menyediakan 99,46% lapangan pekerjaaan baru. Sementara sektor usaha yang lebih besar hanya 0,54% sehingga bisa terjadi kesenjangan dalam lapangan pekerjaan baru.

Meski secara nilai transaksi dalam ekonomi, antara sektor UKM dan sektor usaha besar memberikan sumbangan yang hampir sama besar. Namun, manfaat terhadap lapangan pekerjaan jauh lebih tinggi.

Ia mengatakan, sektor UKM menyumbang 43,42% dari seluruh nilai transaksi perekonomian Indonesia setiap tahunnya, sedangkan usaha besar 44,4%. Sisanya disumbang oleh sektor usaha menengah sebesar 4%.

Model ekonomi yang memperhatikan UKM, menurut Habibie adalah ekonomi madani, bukan kapitalis, komunis maupun sosialis.

"Madani itu memperhatikan dan mempersiapkan kepentingan bangsa dengan bermartabat menuju cita-cita waalupun dengan keterbatasan yang ada," ungkapnya.

Menurutnya, model ekonomi seperti ini bisa dibilang lebih baik daripada model lainnya. Ia memberi contoh model kapitalis yang dianut oleh Amerika Serikat (AS) sekarang justru sedang menuju kehancuran.

 

Obligasi UKM Bisa Jadi Tulang Punggung Ekonomi


TEMPO.CO, Jakarta -Obligasi yang dikeluarkan untuk pelaku Usaha Kecil menengah (UKM) dinilai bisa menjadi tulang punggung bagi perekonomian nasional. "Sebab, sektor UKM elastisitasnya rendah, dan relatif tahan terhadap krisis global," kata Executive Vice President Permodalan Nasional Madani (PNM), Bambang Siswaji, dalam diskusi bertajuk ''Prospek Obligasi Berbasis UKM'', di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu 19 September 2012.

Bambang mengatakan faktor yang mendukung UKM tahan terhadap krisis adalah ketersediaan bahan baku. "Misalnya bisnis makanan, bahan bakunya bisa diperoleh di dalam negeri," Bambang mengatakan.
Ia menambahkan dengan memberikan obligasi sebanyak mungkin bagi pelaku UKM, maka sektor itu akan berkembang. "Kalau UKM maju, maka berpengaruh postif terhadap pasar modal."

Sekretaris Jenderal Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Pardomuan Sihombing, mengatakan seharusnya krisis global dijadikan peluang untuk mengembangkan UKM lewat obligasi. Sebab di saat sektor lain lesu, UKM relatif tahan krisis.
Menurut Pardomuan, penyebab UKM tahan krisis karena banyaknya jumlah pelaku usaha ini di Indonesia. "Kalau ada satu yang collapse, masih banyak UKM lainnya," ucapnya.

UKM, menurutnya sudah teruji dapat bertahan dari krisis tahun 1998 dan 2005. "Apalagi baru saja ada stimulus dari The Fed, itu bisa jadi peluang untuk saat ini."

Ia mencontohkan, mulai adanya tren di pasar global bagi pengembangan UKM. "Bursa di Jerman sudah melakukan trobosan pendanaan yang sama."

Mengenai pengembangannya, Pardomuan berpendapat, sebaiknya PNM sebagai lembaga penerbit obligasi, harus berfokus pada wilayah domestik. "Return dari UKM harus kita dahulu yang menikmati, jangan pihak asing. Ini bagus untuk pasar modal."

PNM menerbitkan Obligasi I 2012 senilai Rp 500 miliar dengan bunga mulai 8,75 hingga 9,5 persen. Bambang mengatakan, penerbitan obligasi perdana PNM bertujuan sebagai edukasi bagi pelaku UKM. "Kami ingin yang simpel dulu dalam membantu pengusaha kecil," ia mengatakan.

Menurutnya, selain membantu pembiayaan, lembaga pelat merah tersebut juga mendidik pelaku UKM untuk mengetahui sistem keuangan yang dijalankan. "Paling tidak mereka bisa membuat pembukuan," kata Bambang.

Sumber berita :


Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perekonomian Indonesia


Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki 2 definisi usaha kecil yang dikenal di Indonesia, yaitu:
1.    Definisi usaha kecil menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp 1.000.000.000 (1 milyar) dan memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp 200.000.000,00.
2.    Definisi menurut kategori Badan Pusat Statistik (BPS), usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu:
           a)    Industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang.
           b)    Industri kecil dengan pekerja 5-19 orang.
           c)    Industri menengah dengan pekerja 20-99 orang.
           d)    Industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih.

Sejarah perekonomian telah ditinjau kembali untuk mengkaji ulang peranan usaha skala kecil – menengah (UKM). Beberapa kesimpulan, setidak-tidaknya hipotesis telah ditarik mengenai hal ini
1.    Pertama, pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat sebagaimana terjadi di Jepang, telah dikaitkan dengan besaran sektor usaha kecil.
2.    Kedua, dalam penciptaan lapangan kerja di Amerika Serikat sejak perang dunia II, sumbangan UKM ternyata tak bisa diabaikan (D.L. Birch, 1979).

Negara-negara berkembang yang mulai mengubah orientasinya ketika melihat pengalaman di negara-negara industri maju tentang peranan dan sumbangan UKM dalam pertumbuhan ekonomi. Ada perbedaan titik tolak antara perhatian terhadap UKM di negara-negara sedang berkembang (NSB) dengan di negara-negara industri maju. Di NSB, UKM berada dalam posisi terdesak dan tersaingi oleh usaha skala besar. UKM sendiri memiliki berbagai ciri kelemahan, namun begitu karena UKM menyangkut kepentingan rakyat/masyarakat banyak, maka pemerintah terdorong untuk mengembangkan dan melindungi UKM. Sedangkan di negara-negara maju UKM mendapatkan perhatian karena memiliki faktor-faktor positif yang selanjutnya oleh para cendekiawan (sarjana –sarjana) diperkenalkan dan diterapkan ke NSB.

Beberapa keunggulan UKM terhadap usaha besar antara lain adalah :
1.    Inovasi dalam teknologi yang telah dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk.
2.    Hubungan kemanusiaan yang akrab didalam perusahaan kecil.
3.    Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapannya terhadap tenaga kerja.
4.    Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan skala besar yang pada umumnya birokratis.
5.    Terdapatnya dinamisme managerial dan peranan kewirausahaan.

Keberadaan UKM sebagai bagian dari seluruh entitas usaha nasional merupakan wujud nyata kehidupan ekonomi yang beragam di Indonesia. Oleh karena itu, penempatan peran UKM merupakan salah satu pilar utama dalam mengembangkan sistem perekonomian, namun hingga kini perkembangannya masih jauh tertinggal dibandingkan dengan pelaku ekonomi yang lain. Dalam pengembangannya, UKM harus menjadi salah satu strategi utama pembangunan nasional yang pelaksanaannya diwujudkan secara sungguh-sungguh dengan komitmen bersama yang kuat serta didukung oleh upaya-upaya sistematis dan konseptual secara konsisten dan terus -menerus dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat di tingkat nasional, regional, maupun lokal).

Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UKM selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan yang penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik disektor tradisional maupun modern. Peranan usaha kecil tersebut menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan yang dikelola oleh dua departemen.
1.    Departemen Perindustrian dan Perdagangan
2.    Departemen Koperasi dan UKM
Namun demikian usaha pengembangan yang telah dilaksanakan masih belum memuaskan hasilnya, karena pada kenyataannya kemajuan UKM sangat kecil dibandingkan dengan kemajuan yang sudah dicapai usaha besar. Pelaksanaan kebijaksanaan UKM oleh pemerintah selama Orde Baru, sedikit saja yang dilaksanakan, lebih banyak hanya merupakan semboyan saja, sehingga hasilnya sangat tidak memuaskan. Pemerintah lebih berpihak pada pengusaha besar hampir disemua sektor, antara lain : perdagangan, perbankan, kehutanan, pertanian dan industri.

Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, karena semakin terbukanya pasar didalam negeri, merupakan ancaman bagi UKM dengan semakin banyaknya barang dan jasa yang masuk dari luar dampak globalisasi. Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan UKM saat ini dirasakan semakin mendesak dan sangat strategis untuk mengangkat perekonomian rakyat, maka kemandirian UKM dapat tercapai dimasa mendatang. Dengan berkembangnya perekonomian rakyat diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka kesempatan kerja, dan memakmurkan masyarakat secara keseluruhan.

Kegiatan UKM meliputi berbagai kegiatan ekonomi, namun sebagian besar berbentuk usaha kecil yang bergerak disektor pertanian. Pada tahun 1996 data Biro Pusat Statistik menunjukkan jumlah UKM = 38,9 juta, dimana sektor pertanian berjumlah 22,5 juta (57,9%), sektor industri pengolahan = 2,7 juga (6,9 %), sektor perdagangan, rumah makan dan hotel = 9,5 juta (24%) dan sisanya bergerak dibidang lain. Dari segi nilai ekspor nasional (BPS, 1998). Nilai ini jauh tertinggal bila dibandingkan ekspor usaha kecil negara-negara lain, seperti Taiwan (65 %), Cina 50 %), Vietnam (20 %), Hongkong (17 %), dan Singapura (17 %). Oleh karena itu, perlu dibuat kebijakan yang tepat untuk mendukung UKM seperti antara lain: perijinan, teknologi, struktur, manajemen, pelatihan dan pembiayaan.

Dalam rangka menangkap semangat reformasi, demokratisasi, desentralisasi, dan partisipasi; maka perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan, evaluasi, dan penyempurnaan terus-menerus keseluruhan program pembangunan seyogyanya mengacu pada paradigm pembangunan yang bertumpu pada masyarakat (community-based development) atau pembangunan yang berpusat pada manusia (people-centered development). Konsep pelaksanaan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat tersebut antara lain berlandaskan azas-azas:
1.    Komitmen penuh pemerintah dengan keterlibatan minimal (fully committed with less involvement),pemerintah berintervensi hanya apabila terjadi distorsi pasar dengan cara selektif dan bijaksana (smart intervention)
2.    Peran-serta aktif (participatory process) dari seluruh komponen
Masyarakat madani (civil society)
3.    Keberlanjutan (sustainability)
4.    Pendanaan bertumpu pada prinsip-prinsip: efisiensi, efektivitas, transparansi, dan accountability serta dapat langsung diterima oleh masyarakat yang betul-betul memerlukan (intended beneficiaries).

Sebagai konsekuensinya semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) atau semua unsur masyarakat madani (pemerintah, pengusaha, perguruan tinggi serta masyarakat dan/atau LSM) haruslah dilibatkan di dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan, dan evaluasi pembangunan, baik di tingkat pusat maupun daerah/lokal.

Upaya menegakkan kemandirian nasional dalam rangka mengurangi atau menghapuskan beban hutang dan ketergantungan terhadap pinjaman luar negeri serta upaya memperkuat ketahanan ekonomi nasional harus dibangun melalui penggalian dan mobilisasi dana masyarakat serta peningkatan partisipasi segenap unsur masyarakat madani (Indonesia Incorporated) dalam proses pembangunan berlandaskan paradigma pembangunan yang bertumpu pada masyarakat (community-based development).

Dengan demikian pengembangan investasi akan berlangsung secara berkelanjutan dan berakar dari kemampuan sumberdaya nasional dengan partisipasi luas masyarakat dan dunia usaha, terutama UKM dan Koperasi sebagai komponen terbesar usaha nasional, sehingga terbentuk keandalan daya saing investasi nasional. Pembangunan investasi bagi perkuatan usaha nasional, perlu lebih didorong untuk memperluas pemerataan kesempatan berusaha bagi seluruh pelaku ekonomi dalam rangka memperkuat basis perekonomian nasional yang tangguh dan mandiri serta untuk mewujudkan sistem ekonomi kerakyatan.

Dalam mewujudkan system tersebut, dibutuhkan lingkungan yang mendukung. Lingkungan yang paling dekat adalah lingkungan operasi UKM itu sendiri yang secara langsung dihadapi oleh UKM. Lingkungan ini secara langsung mempengaruhi performa UKM. Kompetitor, kreditor, pelanggan, buruh, dan pemasok adalah faktor-faktor yang mempengaruhi performa UKM. Penguasaan pangsa pasar salah satu faktor yang menentukan sejauhmana daya kompetisi UKM. Sedangkan dari sisi sistem kredit, perburuhan, dan pelanggan juga sangat nyata mempengaruhi UKM.

Prospek bisnis UKM dalam era perdagangan bebas dan otonomi daerah sangat tergantung pada upaya yang ditempuh oleh pemerintah dalam mengembangkan bisnis UKM. Salah satu upaya kunci yang perlu dilakukan adalah bagaimana mengembangkan iklim usaha yang kondusif bagi UKM. Untuk mencapai iklim usaha yang kondusif ini, diperlukan penciptaan lingkungan kebijakan yang kondusif bagi UKM. Kebijakan yang kondusif dimaksud dapat diartikan sebagai lingkungan kebijakan yang transparan dan tidak membebani UKM secara finansial bicara berlebihan.
     
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, karena semakin terbukanya pasar didalam negeri, merupakan ancaman bagi UKM dengan semakin banyaknya barang dan jasa yang masuk dari luar dampak globalisasi. Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan UKM saat ini dirasakan semakin mendesak dan sangat strategis untuk mengangkat perekonomian rakyat, maka kemandirian UKM dapat tercapai dimasa mendatang. Dengan berkembangnya perekonomian rakyat diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka kesempatan kerja, dan memakmurkan masyarakat secara keseluruhan.




Sumber: