Elemen
Dasar dalam Proses Penyebaran
Definisi dari penyebaran inovasi menurut Rogers adalah
sebagai proses dikomunikasikannya inovasi (ide baru) melalui saluran tertentu
selamanya diantara para anggota sistem sosial. Proses penyebaran (diffusion
process) berhubungan dengan cara inovasi tersebar, yaitu cara inovasi
berasimilasi dengan pasar. Lebih tepatnya, penyebaran adalah proses menyebarnya
penerimaan inovasi tertentu oleh komunikasi kepada para anggota sistem sosial
tertentu selama jangka waktu tertentu.
Sesuai dengan pemikiran Rogers,
dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu:
1.
Inovasi
Gagasan, tindakan, atau barang
yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur
secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide
dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep
’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
2.
Saluran Komunikasi
‘Alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima.
Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling perlu memperhatikan:
a. Tujuan diadakannya komunikasi
b. Karakteristik penerima.
Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada
khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih
tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi
dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka
saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.
3.
Jangka Waktu
Proses keputusan inovasi, mulai dari
seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan
pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling
tidak dimensi waktu terlihat dalam
a. Proses pengambilan keputusan inovasi
b. Keinovatifan seseorang
Relatif lebih awal atau lebih
lambat dalam menerima inovasi.
c. Kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial
4.
Sistem Sosial
Kumpulan unit yang berbeda secara
fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka
mencapai tujuan bersama
Pengaplikasian
Definisi dari Inovasi
Pada awalnya, bahkan dalam beberapa perkembangan berikutnya,
teori Difusi Inovasi senantiasa dikaitkan dengan proses pembangunan masyarakat.
Inovasi merupakan awal untuk terjadinya perubahan sosial, dan perubahan sosial
pada dasarnya merupakan inti dari pembangunan masyarakat.
Rogers dan Shoemaker (1971) serta Mulyana S (2009)
menjelaskan bahwa proses difusi merupakan bagian dari proses perubahan sosial.
Perubahan sosial adalah proses dimana perubahan terjadi dalam struktur dan
fungsi sistem sosial.
Perubahan sosial terjadi dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu:
1.
Penemuan (invention)
Penemuan adalah proses dimana
ide/gagasan baru diciptakan atau dikembangkan.
2.
Difusi (diffusion)
Difusi adalah proses dimana ide atau gagasan baru dikomunikasikan kepada anggota sistem sosial.
3.
Konsekuensi
(consequences)
Konsekuensi adalah suatu
perubahan dalam sistem sosial sebagai hasil dari adopsi atau penolakan inovasi.
Roger menawarkan alternatif mekanisme Disfusi Inovasi
dalam Lembaga Pemerintahan, yaitu:
1.
Agenda Setting
Pada tahap ini dilakukan identifikasi kebutuhan
lembaga.
2.
Maching
Pada tahap ini terjadi proses mencocokkan, melakukan
redesign organisasi untuk menyesuaikan dengan inovasi. Organisasi dapat
memutuskan bahwa inovasi yang akan di difusi match atau mismatch. Apabila
menurut penilaian terjadi mismatch maka inovasi dapat ditolak. Keputusan ini
penting karena akan menentukan langkah selanjutnya.
3.
Restrukturing / Redefining
Ketika tahap 2 di putuskan bahwa inovaso match dengan
organisasi maka harus mulai melakukan modifikasi terhadap inovasi tersebut
sehingga inovasi mulai mengurangi karakter bawaannya dan mulai menyatu dengan
karakter organisasi. Dalam tahap ini inovasi di reinvented sehingga menjadi inovasi yang memiliki
karakter organisasi.Dengan demikian juga secara otomatis terjadi stukturisasi
lembaga sebagai dampak dari implementasi inovasi.
4.
Clarifying
Pada tahap ini inovasi diimplementasikan secara luas
sehingga ide-ide yang di bawa oleh innovator lambat laun menjadi kebiasaan bagi
setiap anggota organisasi.
5.
Routinizing
Pada tahap ini inovasi telah menjadi ide-ide dan telah
menjadi kegiatan rutinitas yang menyatu dengan kegiatan organisasi. Ide-ide
inovasi telah melebur dengan organisasi menjadi pengetahuan, cara berfikir dan
cara bertindak.
Lima
Karakteristik yang Dihubungkan dengan Produk Baru
Berbagai komunikasi pemasaran memainkan peran
utama dalam mempengaruhi lima karakteristik yang berhubungan dengan inovasi,
yang menunjang sikap konsumen terhadap produk-produk baru dan karena itu,
mereka kemungkinan akan mengadopsi produk-produk yang inovatif, yaitu:
1.
Keunggulan
Relatif
Adalah suatu fungsi di mana seseorang
mempersepsikan suatu produk baru lebih baik dibanding berbagai penawaran yang
kompetitif, juga produk tersebut sesungguhnya lebih baik bila dibandingkan dari
sisi standar-standar obyektif. Keunggulan relatif tergantung pada berbagai
karakteristik yang melekat pada produk itu sendiri, tetapi bisa juga
dipengaruhi oleh komunikasi persuasif.
2.
Kecocokan
Adalah suatu derajat di mana inovasi
diterima seseorang kedalam caranya melakukan berbagai hal. Sebuah produk baru
mencapai kecocokan ketika dapat menyamai berbagai kebutuhan, nilai-nilai
personal, keyakinan, serta pengalaman masa lalu konsumen. Makin besar kecocokannya, makin cepat laju adopsi
produk baru tersebut. Berbagai inovasi yang cocok dengan situasi keberadaan
seseorang akan lebih sedikit berisiko, lebih bermakna, dan hanya memerlukan
lebih sedikit upaya untuk melibatkannya ke dalam gaya hidup konsumsi seseorang
3.
Kompleksitas
Mengacu pada derajat kesulitan yang
dirasakan atas suatu inovasi. Makin sulit suatu inovasi dipahami atau
digunakan, makin rendah tingkat adopsi.
4.
Dapat
Diuji
Kemungkinan untuk diuji coba (triability) adalah taraf luasnya
jangkauan di mana suatu inovasi bisa digunakan pada lingkungan yang terbatas
sebelum pembentukan komitmen berkembang sepenuhnya. Secara umum, produk-produk
yang memungkinkan untuk diuji coba, akan lebih cepat diadopsi. Triability sangat terkait dengan konsep
persepsi risiko.
5.
Observabilitas
Kemampuan produk untuk diamati adalah
derajat dimana pengguna produk atau orang-orang lainnya bisa mengamati berbagai
dampak positif dari penggunaan produk baru. Semakin perilaku konsumen
dirasakan, semakin visibel produk tersebut.
Pentingnya Arti Sebuah Proses Penyebaran
Proses difusi atau penyebaran sangat penting karena
melalui komunikasi dari satu orang ke orang lain maka informasi akan sangat
cepat diketahui oleh orang lain dan akan membawa perubahan yang baik . karena
dengan adanya proses difusi akan mempermudah orang lain mengetahui adanya
inovasi.
Adopsi dan Saluran Komunikasi dalam Proses
Difusi
Pengadopsian
Dalam tahap ini masyarakat
mulai menggunakan inovasi yang mereka pelajari. Diadopsi atau tidaknya sebuah
inovasi oleh masyarakat ditentukan juga oleh beberapa faktor. Semakin besar
keuntungan yang didapat, semakin tinggi dorongan untuk mengadopsi perilaku
tertentu. Adopsi inovasi juga dipengaruhi oleh keyakinan terhadap kemampuan
seseorang. Sebelum seseorang memutuskan untuk mencoba hal baru, orang tersebut biasanya bertanya
pada diri mereka sendiri apakah mereka mampu melakukannya. Jika seseorang
merasa mereka bisa melakukannya, maka mereka akan cenderung mangadopsi inovasi
tersebut. Selain itu, dorongan sosial yang status
juga menjadi faktor motivasional yang kuat dalam mengadopsi inovasi. Beberapa
orang ingin selalu menjadi pusat perhatian
dalam mengadopsi inovasi baru untuk menunjukkan status sosialnya di hadapan
orang lain. Adopsi inovasi juga dipengaruhi oleh nilai yang dimiliki individu
tersebut serta persepsi dirinya. Jika sebuah inovasi dianggapnya menyimpang
atau tidak sesuai dengan nilai yang ia anut, maka ia tidak akan mengadopsinya.
Semakin besar pengorbanan yang dikeluarkan untuk mengadopsi sebuah inovasi,
semakin kecil tingkat adopsinya.
Komunikasi
Komunikasi dalam proses difusi adalah,
upaya mempertukarkan ide baru (inovasi) oleh seseorang atau unit terientu yang
telah mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi tersebut
kepada seorang atau unit lain yang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman
mengenai inovasi itu melalui saluran komunikasi tertentu. Sedangkan saluran
komunikasi adalah ‘alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber
kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidak perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Tujuan diadakannya komunikasi
b. Karakteristik penerima
Jika komunikasi dimaksudkan untuk
memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas,
maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media
massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku
penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah
saluran interpersonal.
Model-model Proses Komunikasi dalam
Proses Difusi Inovasi
Rogers (1971) mengemukakan beberapa
model penyebaran informasi (komunikasi) dalam peranannya mempengaruhi
masyarakat yaitu:
a. Model Komunikasi Satu Tahap (One Step Flow Model)
Model ini menyatakan bahwa informasi
mengalir langsung berpengaruh pada audiensnya tanpa membutuhkan perantara atau
media massa langsung pada audiens.
b. Model Komunikasi Dua Tahap (Two Step Flow Model).
Dalam model ini, informasi pada
mulanya tersebar melalui media massa yang kemudian diterima oleh pemuka
pendapat, informasi tersebut kemudian disebarkan kepada masyarakat.
c. Model Komunikasi Banyak Tahap (Multi Step Flow Model).
Model ini menunjukkan adanya banyak
variasi dalam penyebaran informasi dari sumber kepada khalayak. Sebagai
khalayak memperoleh informasi langsung dari media massa sebagai sumber, mungkin
juga sebagai khalayak (penerima) mendapat informasi melalui berbagai tahap yang
harus dilalui setelah disebarkan oleh sumber informasi.
Dalam proses difusi inovasi, pada
awalnya inovasi diadopsi, beberapa waktu kemudian inovasi tidak lagi diterima
keberadaannya. Hal tersebut dapat terjadi karena pengguna tidak puas terhadap
hasil yang diperoleh setelah mengadopsi inovasi, atau telah muncul suatu
inovasi lain yang dinilai lebih baik untuk dilaksanakan.
Membangun Profil Konsumen yang Menyukai
Produk Baru
Penelitian yang dilakukan Nielsen
menemukan bahwa 60 persen dari konsumen di seluruh dunia, yang kerap mengakses
internet, cenderung untuk membeli produk baru dari merek yang sudah dia kenal
dibandingkan menggantinya dengan suatu produk dari merek yang benar-benar baru.
Hampir setengah responden, dari 58
negara, yang disurvei menyatakan mereka cenderung mempertimbangkan untuk
membeli produk baru. Dengan konsumen yang berasal dari Amerika Utara, Timur
Tengah dan Afrika yang paling mungkin untuk mencoba sesuatu yang baru.
Namun, meski disertai antusias yang
besar pada produk baru, dua pertiga responden menyatakan mereka lebih memilih
untuk menunggu hingga suatu produk baru benar-benar membuktikan dirinya sebelum
responden membelinya.
Rob Wengel, senior vice president dari
Nielsen Innovation Analytics, menekankan perlunya perusahaan menciptakan suatu
pengalaman positif dengan produk baru. Caranya dengan memberikan produk yang
benar-benar diinginkan oleh konsumen dan mengirimkan informasi tersebut pada
mereka dengan jelas dan efektif. Rob Wengel juga menekankan pentingnya
sistem word-of-mouth (pemasaran
dari mulut kemulut) agar produk baru dapat sukses di pasar.
Sumber Referensi:
http://wsmulyana.wordpress.com/2009/01/25/teori-difusi-inovasi/
http://widiyanti92.blogspot.com/2013/05/penyebaran-inovasi.html
http://mika-punya.blogspot.com/2012/05/teori-difusi-dan-inovasi.html
http://books.google.co.id/books?id=4zG8p9bj2yEC&pg=PT221&lpg=PT221&dq=lima+karakteristik+yang+dihubungkan+dengan+produk+baru&source=bl&ots=FRWq1xduvj&sig=8ssPejdYCnzOYWZGXXRd3Kczri8&hl=en&sa=X&ei=tEfNUtvzJsjyrQeW7ICACg&redir_esc=y#v=onepage&q=lima%20karakteristik%20yang%20dihubungkan%20dengan%20produk%20baru&f=false
http://bungamawarindah.wordpress.com/2012/12/04/difusi-inovasi-komunikasi-pemasaran/
http://intisari-online.com/read/konsumen-suka-produk-baru-bukan-merek-baru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar