Halaman

Minggu, 27 Januari 2013

Bangkitkan Semangat Pancasila


Dewasa ini nilai-nilai luhur Pancasila mulai memudar dan meredup pelaksanaannya. Hal ini terjadi lebih dikarenakan oleh adanya globalisasi yang melanda Indonesia. Masyarakat terbius akan kenikmatan hedonisme yang dibawa oleh paham baru yang masuk sehingga lupa dari mana, di mana, dan untuk siapa sebenarnya mereka hidup. Seakan-akan mereka melupakan bangsanya sendiri yang dibangun dengan semangat juang yang gigih dan tanpa memandang perbedaan.
Ini tentu sangat buruk bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, seakan mayarakat sengaja melupakan perjuangan bangsa, berbaur dengan budaya asing dan bahkan ikut membanggakannya. Mungkin sejarah perjuangan bangsa hanya akan ada dibuku tanpa diingat oleh bangsanya. Mungkin terdengar sangat kejam bagaimana bisa seluruh keringat, waktu dan pengorbanan nyawa yang dikorbankan demi bangsa justru malah dilupakan bangsanya sendiri. Para pejuang memerdekakan Indonesia, merumuskan nilai-nilai luhur bangsa dan membentuk jati diri bangsa bukanlah perkara mudah. Sebagai generasi penerus yang hanya penikmat dari hasil perjuangan seharusnya kita bangga, menjaga dan melestarikan apa yang menjadi nilai moral dan jati diri bangsa.
Pancasila memberikan nilai yang mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara agar menjadi masyarakat dengan kepribadian yang bermoral, beretika, bertoleransi, bertanggung jawab, berubudi pekerti dan berjiwa sosial. Butir-butir Pancasila jelas memberikan nilai yang patut diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya dihapal.
Menumbuh kembangkan kembali semangat Pancasila memang bukan perkara mudah jika jiwa individu dan masyarakat itu sendiri sudah terkontaminasi oleh hedonisme. Ada banyak cara jika ingin membangkitkannya kembali diantaranya:
1.    Ingat Kembali Perjuangan dan Sejarah Bangsa
Bangsa yang maju adalah bangsa yang mengingat sejarahnya. Dengan senantiasa mengingat bagaimana para pahlawan bertempur dimedan perang hanya demi kata “MERDEKA” kita tidak akan lupa bagaimana dulunya para pahlawan dengan gigih memperjuangan kebebasan bangsa. Sekarang kita tidak perlu bertempur nyawa dimedan perang, yang sekarang patut kita lakukan adalah melanjutkan perjuangan mereka demi bangsa dan Negara. Jangan selalu mengeluh apa yang bisa Negara ini berikan untuk kita, tapi tanya pada diri kita apa yang mampu kita berikan kepada Negara.
2.    Banggakan Indonesia
Hal ini yang kadang mengendurkan rasa nasionalisme bangsa. Kita tak urung membanggakan Negara lain dan membandingkannya dengan keburukan yang ada di Indonesia. Jika kita cermati secara saksama, hanya Negara Indonesia yang kaya akan alam, suku, budaya dan bahasa. Bangsa lain tidak sama sekali punya. Lihat dari ujung Sumatra sampai ke Irian Jaya. Indonesia sungguh kaya. Orang asing bahkan tertarik mempelajari budaya Indonesia dengan bangga, tetapi justru bangsa Indonesia sendiri menganggap itu sangat tradisionil. Budaya kita diperkenalkan oleh orang asing di Negara mereka bahkan sampai kancah internasional. Seharusnya kita malu, saat bangsa lain mengklaim budaya kita sebagai budayanya kita baru unjuk gigi dan berteriak bahwa itu milik kita, tapi kita sendiri sebagai masyarakatnya tidak mau menjaga, melestarikan dan membanggakannya. Sudahi pikiran klasik bahwa Indonesia itu kuno, Indonesia itu sangat kaya dan kita BANGGA!
3.    Tanamkan semangat pancasila
Pemberian nilai-nilai Pancasila sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keluarga, pendidikan formal (sekolah) bahkan pembelajarannya masih diberikan hingga bangku perkuliahan. Bagaimana bisa lupa? Bagaimana saat mengaplikasikannya justru tidak mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila? Dalam keluarga selalu diberikan kebebasan berpendapat, selalu mendapatkan perhatian dan pengertian serta pengajaran agar seorang individu didalam keluarga saat berbaur dengan kelompok masyarakat mampu menjadi pribadi yang berguna, menghormati dan saling mengasihi. Dalam mengenyam pendidikan selalu diajarkan pelajaran mengenai Pendidikan Pancasila, bagaimana sikap kita mengamalkan kembali nilai-nilai dalam pelajaran tersebut. Jangan hanya menjadi buku bacaan namun mampu kita menerapkannya kembali untuk diri kita pribadi dan orang lain.
Membangkitkan semangat Pancasila untuk menjadi generasi yang religi ini tercemin sebagaimana penerapan sila pertama Pancasila “Ketuhanan Yang Maha Esa” agar menjadikan kita sebagai manusia makhluk Tuhan yang beragama, bertoleransi antar umat agama dan selalu taat beribadah sesuai ajaran agama dan keprcayaan yang dianutnya. Pada dasar hati manusia yang paling utama adalah ajaran agama, karena jika manusia taat dalam menjalankan ibadah agamanya ia akan takut terhadap dosa dan menjauhkan dirinya dari perbuatan yang merusak dan merugikan orang banyak.
Semangat untuk menjadi pribadi yang berperi kemanusiaan dan beradab ini mengajari kita bagaimana menjadi seorang individu yang memiliki rasa kemanusiaan terhadap sesama, menjadi pribadi yang beradab dan menjunjung tinggi rasa kemanusiaan tanpa melihat perbedaan suku, ras, agama dan budaya. Hal ini tentu sesuai dengan isi dari sila kedua Pancasila yaitu “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab”.
Sila ketiga Pancasila “Persatuan Indonesia” memberikan semangat nasionalisme yang tinggi dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Bangsa yang bangkit dengan persatuan dan bangsa yang bersatu diatas perbedaan. Semangat nasionalisme kita mengajarkan untuk saling menghargai dan menghormati atas setiap perbedaan yang ada. Memberikan kekayaan ragam budaya di Indonesia. mengajarkan kepada kita untuk terus membanggakan Indonesia, menjaga dan melestarikan setiap kekayaan Indonesia.
“Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan” sila keempat Pancasila ini memberikan pengetahuan bahwa kekuasaan tertinggi Indonesia berada di tangan rakyat. Negara Indonesia ini milik rakyat bukan milik pemerintah, bukankah mereka para pejabat adalah kaki tangan rakyat? Setiap konflik yang mendera dan setiap keputusan yang diambil harus sesuai dengan keputusan bersama. Keputusan yang diambil dengan mengeyampingkan kepentingan pribadi. Dan keputusan berdasarkan hasil musyawarah mufakat yang ditujukan dari oleh dan untuk rakyat. Tunjukan moral yang baik dalam setiap pengambilan keputusan.
“Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” sila kelima Pancasila mencerminkan nilai jiwa sosial dari setiap individu. Menjadikan setiap individu yang adil dan bijaksana dalam setiap pengambilan keputusan. Keputusan yang adil dan bijak serta tidak merugikan. Keadilan yang tanpa pamrih. Keadilan yang merata. Keadilan yang selalu ditegakkan bagi seluruh bangsa Indonesia melalui hukum. Keadilan tanpa pandang bulu.
Sekilas kita dapat  melihat bahwa memang Pancasila merupakan jati diri dan identitas bangsa. Maka dari itu jiwa dan semangat Pancasila harus dibangkitkan, harus dipupuk sedini mungkin, dan dijaga agar tidak hilang dari diri kita agar menjadi bangsa yang bertanggung jawab, bangsa yang adil, bangsa yang bijak dan bangsa yang bermoral serta bangsa yang menghargai setiap detailnya kekayaan yang menjadi ciri khas bangsa Indoneisa. Jaga, Letarikan dan Banggakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar