.::Nurii Blog::.

nurita blog :) happy reading :) enjoy~~

Jumat, 13 Desember 2013

Dinamika Kelompok dan Kelompok Rujukan

1.  Pengertian Kelompok Rujukan
Pengertian kelompok rujukan menurut beberapa ahli, yaitu
a)  Schiffman dan Kanuk (2007)
Kelompok rujukan adalah setiap orang atau kelompok yang dianggap sebagai dasar perbandingan (atau rujukan) bagi seseorang dalam membentuk nilai-nilai dan sikap umum atau khusus, atau pedoman khusus bagi perilaku.
b)  Kotler (1999)
Sebuah kelompok referensi (rujukan) bagi seseorang adalah kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
c)  Engel et al. (1994)
Kelompok acuan (rujukan) adalah orang atau kelompok orang yang mempengaruhi secara bermakna perilaku individu.
d)  Hawkins, Mothersbaugh, dan Best (2007)
Suatu kelompok rujukan adalah kelompok yang memiliki perspektif perkiraan atau nilai yang dipakai oleh seorang individu sebagai dasar perilakunya saat ini. Karena itu suatu kelompok rujukan adalah secara sederhana adalah suatu kelompok yang mana individu menggunakannya sebagai pedoman perilaku pada situasi tertentu.

2.  Keluarga dan Studi Tentang Perilaku Konsumen
Studi tentang keputusan keluarga sebagai konsumen kurang lazim dibandingkan studi tentang individu sebagai konsumen. Alasan untuk pengabaian dalam studi pembelian keluarga adalah kesulitan dalam mempelajari tentang keluarga sebagai organisasi. Survei dan metodologi penelitian pemasaran lain lebih mudah dijalankan untuk individu daripada untuk keluarga.
Haverty mengidentifikasikan variabel utama yang terlibat didalam analisis seperti ini, yaitu:
•    Fungsi Produksi Rumah Tangga
•    Stok (Sumber Daya) Rumah Tangga
•    Variabel Eksogen atau yang Ditetapkan Sebelumnya
Walaupun rumah tangga dan keluarga kadang digunakan secara dapat dipertukarkan sewaktu menganalisis bagaimana keputusan pembelian diambil, adalah penting untuk membedakan antara kedua ini sewaktu memeriksa data. Rumah tangga menjadi unit yang analisis yang lebih penting bagi pemasar karena pertumuhan yang pesat di dalam keluarga trdisional dan rumah tangga nonkeluarga. Di antara rumah tangga nonkeluarga, mayoritas besar terdiri dari orang-orang yang hidup sendiri.

3.  Variabel yang Mempengaruhi Pembelian
Pembelian merupakan aktivitas memperoleh suatu barang dengan cara membeli yang dilakukan oleh konsumen dan disediakan oleh produsen. Dalam proses pembelian tersebut, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian yang dilakukan konsumen (menurut Kolter, 2000), diantaranya:
a)    Kebudayaan
Merupakan faktor perilaku pembelian dimana keseluruhannya yang kompleks dan didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, keseniaan, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Faktor kebudayaan itu diantaranya:
•    Kultur
•    Subkultur
•    Kelas sosial
 
b)    Sosial
Merupakan faktor yang dilihat dari apa yang baik dan buruk yang sudah dianut oleh suatu masyarakat. Dimana faktor tersebut mempengaruhi tanggapan konsumen, oleh sebab itu pemasar harus benar-benar memperhitungkannya untuk strategi pemasaran. Faktor-faktor sosial yang dimaksud itu diantaranya:
•    Kultur rujukan
•    Keluarga
•    Peran dan status sosial
 
c)    Personal
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yang berada dalam diri pembeli, faktor personal tersebut diantaranya:
•    Usia dan tahap daur hidup
•    Pekerjaan
•    Keadaan ekonomi
•    Gaya hidup
•    Kepribadian dan konsep diri
 
d)    Psikologi
Pada suatu saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan baik yang bersifat biogenetik dan biologis. Kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, haus dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan yang bersifat psikologis adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu seperti kebutuhan yang diakui, harga diri, atau kebutuhan untuk diterima oleh lingkungannya.
Psikologis itu sendiri dalam perilaku konsumen merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen yang dilihat dari unsur dalam diri konsumen yang dapat membentuk perilaku konsumen, diantaranya:
•    Motivasi
•    Persepsi
•    Learning
•    Kepercayaan
•    Sikap

4.  Siklus Kehidupan Keluarga dan Perlaku Pembelian
Siklus Hidup Keluarga (Family Life Cycle) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahan-perubahan dalam jumlah anggota, komposisi dan fungsi keluarga sepanjang hidupnya. Siklus hidup keluarga juga merupakan gambaran rangkaian tahapan yang akan terjadi atau diprediksi yang dialami kebanyakan keluarga.
Siklus hidup keluarga terdiri dari variabel yang dibuat secara sistematis menggabungkan variable demografik yaitu status pernikahan, ukuran keluarga, umur anggota keluarga, dan status pekerjaan kepala keluarga.
Tahapan-Tahapan Siklus Hidup Keluarga
1)  Tahap Tanpa Anak
      Dimulai dari perkawinan hingga kelahiran anak pertama.
2)  Tahap Melahirkan (Tahap Berkembang)
      Dimulai dari kelahiran anak sulung hingga anak bungsu.
3)  Tahap Menengah
      Dimulai dari kelahiran anak bungsu, hingga anak sulung meninggalkan rumah atau menikah.
4)  Tahap Meninggalkan Rumah
      Dimulai dari anak sulung meninggalkan rumah sampai anak bungsu meninggalkan rumah.
5)  Tahap Purna Orang Tua
      Dimulai saat anak bungsu meninggalkan rumah, hingga salah satu pasangan meninggal dunia.
6)  Tahap Menjanda/Menduda
      Dimulai dari saat meninggalnya suami atau istri, hingga pasangannya meninggal dunia.
Keputusan Pembelian Keluarga
Keluarga adalah “pusat pembelian” yang merefleksikan kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga bersangkutan. Individu membeli produk untuk dipakai sendiri dan untuk dipakai oleh anggota keluarga yang lain.
•    Peranan individu dalam pembelian keluarga.
•    Perilaku peran (role behavior).
•    Peranan pasangan hidup dalam keputusan pembelian.

5.  Siklus Kehidupan Keluarga Tradisional
Siklus hidup keluarga model tradisional yaitu pergerakan tahap yang sebagian besar keluarga lewati, dimulai dari belum menikah (bujangan), menikah, pertumbuhan keluarga, penyusutan keluarga, dan diakhiri dengan putusnya unit dasar. Tahapan dari FLC model tradisional adalah:
a)  Tahap I: Bachelor
      Pemuda/i single dewasa yang hidup berpisah dengan orang tua.
b)  Tahap II: Honeymooners
      Pasangan muda yang baru menikah.
c)  Tahap III: Parenthood
      Pasangan yang sudah menikah setidaknya ada satu anak yang tinggal hidup bersama.
d)  Tahap IV: Postparenthood
      Sebuah pasangan menikah yang sudah tua dimana tidak ada anak yang tinggal hidup bersama.
e)  Tahap V: Dissolution
      Salah satu pasangan sudah meninggal.

6.  Struktur Keluarga dan Rumah Tangga yang Berubah
Apa yang dimaksud dengan sturktur keluarga kontemporer? Bagaimana struktur itu berubah? Bagaimana struktur itu mempengaruhi konsumsi? Apakah realitas yang berkembang dari struktur keluarga merupakan masalah atau peluang untuk organisasi pemasaran? Ini adalah beberapa dari pertanyaan yang para peneliti konsumen berusaha menjawabnya. Banyak jawaban tersebut melibatkan data dari sensus dasawarsa dan laporan sementara oleh Biro Sensus?
a)  Menikah atau Single.
b)  Ukuran Rumah Tangga.
c)  Perkawinan dalam usia yang lebih lanjut.
d)  Boom orang single.
e)  Perceraian dan perilaku konsumen.
f)  Orang-orang single yang hidup bersama.
g)  Pemasaran untuk orang single.
h)  Perkawinan kembali

7.  Peranan Wanita dan  Pria yang Berubah
Wanita ataupun pria sebagai konsumen apabila berubah dalam penilaian terhadap suatu produk didasarkan dari budaya. Menurut saya ada beberapa budaya yang membuat wanita/pria berubah dalam penilaian atau sikap konsumen terhadap suatu produk:
•   Budaya psikologis
    Budaya ini muncul dari dalam diri individu sebagai konsumen.
•   Budaya sosial
   Budaya yang didasarkan dari gaya hidup orang lain dapat membuat konsumen berubah dalam penilaian dan penggunaan suatu produk.

8.  Metodologi Penelitian Untuk Studi Tentang Keputusan Keluarga

Kerangka Proses Keputusan
Studi mengenai struktur peran kerap memandang pembelian sebagai tindakan ketimbang proses dan mendasarkan temuan pada pernyataan seperti “siapa biasanya yang menambil keputusan pembelian?” atau “siapa yang mengambil keputusan ?
Namun, bukti tersebut menunjukkan bahwa peranan dan pengaruh anggota keluarga bervariasi menurut tahap di dalam proses keputusan. Sebuah contoh dari metodologi proses diberikan oleh Wilkes, yang merasa bahwa pernyataan berikut ini berguna untuk mengukur pengaruh keluarga :
1)  Siapa yang bertanggung jawab untuk pengenalan awal?
2)  Siapa yang bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai alternative pembelian?
3)  Siapa yang mengambil keputusan akhir mengenai alternative man yang harus dibeli?
4)  Siapa yang membuat pembelian actual terhadap produk?
Hasil yang lebih baik diperoleh dengan menggunakan metodologi ini dibandingkan dengan ukuran yang lebih global. Suami dan istri lebih mungkin menganut persepsi yang sama mengenia pengaruh relative mereka untuk fase tertentu daripada bila pengajuan pertnyaan gagal menanyakan tentang tahap-tahap keputusan.
Kategori Struktur Peran
Kategori struktur peran yang relevan dalam proyek penelitian bergantung kepada produk atau jasa tertentu yang tengah dipertimbangkan, tetapi dalam banyak kategori produk, hanya suami dan istri yang terlibat. Di dalam kategori lain, adalah berguna untuk mengukur jumlah pengaruh di8 dalam peranan yang berbeda. Spiro mendapatkan bahwa strategi pengaruh atau bujukan bergantung pada beberapa variabel, khususnya tahap di dalam siklus kehidupan dan gaya hidup. Anak terlibat dalam banyak jenis situasi pembelian, tetapi sifat pengaruh mereka kerap diabaikan.
Bias Pewawancara
Jenis kelamin pewawancara atau pengamat mungkin mempengaruhi peranan yang menurut suami dan istri mereka mainkan dalam situasi pembelian. Untuk mengatasi bias ini harus digunakan kuesioner yang dikerjakan sendiri atau jenis kelamin pengamat harus diatur secara acak untuk responden.

9.  Implikasi bagi Studi Perilaku Konsumen
Menurut Lamb, Hair, dan Carl (2001, hlm. 188) yang dimaksud dengan perilaku konsumen adalah “proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan membeli, juga menggunakan produk dan membuang barang-barang dan jasa yang dibeli; juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk.” Di sini terdapat kata-kata kunci yaitu keputusan membeli, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli, penggunaan produk, dan membuang produk. Adapun menurut American Marketing Association yang terdapat pada buku karangan Peter dan Olson (1999, hlm. 6), mendefinisikan perilaku konsumen sebagai “interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.” Paling tidak ada tiga ide penting dalam pengertian di atas, yaitu perilaku konsumen adalah dinamis; hal tersebut melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar; serta hal tersebut melibatkan pertukaran.
Pertama, definisi di atas menekankan bahwa perilaku konsumen itu dinamis. Ini berarti bahwa seorang konsumen, grup konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen, salah satu implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk satu jangka waktu tertentu, produk, dan individu atau grup tertentu (Peter dan Olson, 1999, hlm.6).
Hal kedua yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen di atas adalah keterlibatan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian sekitar. Ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku) dan apa serta di mana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen (Peter dan Olson, 1999, hlm.8).
Hal terakhir yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen di atas adalah pertukaran di antara individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga menekankan akan pentingnya pertukaran. Kenyataannya, peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan stategi pemasaran (Peter dan Olson, 1999, hlm.9).



Sumber Referensi:
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/477/jbptunikompp-gdl-rahmawahdi-23837-3-sosiali-).ppt
http://yurisadewi.blogspot.com/2012/12/perilaku-konsumen-pengaruh-keluarga-dan.html
http://ucanseeme-dhelya.blogspot.com/2012/11/faktor-yang-mempengaruhi-perilaku.html
http://yodiahadishtis.blogspot.com/2012/11/pengaruh-keluarga-dan-rumah-tangga.html
http://adityadarmawan92.wordpress.com/2013/01/17/siklus-hidup-keluarga/
http://pustakabakul.blogspot.com/2012/07/pengertian-perilaku-konsumen.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar