.::Nurii Blog::.

nurita blog :) happy reading :) enjoy~~

Sabtu, 21 Desember 2013

Kelas Sosial dan Kelompok Status

Perbedaan antara Kelas Sosial dengan Status Sosial
Menurut Weber, status sosial berbeda dengan kelas sosial sebagai prinsip mendasar mengenai stratifikasi sosial. Kelas sosial mengacu pada perbedaan secara ekonomis dan kesenjangan ekonomi. Sedangkan status sosial mengacu pada perbedaan yang menurut posisi individu di masyarakat dan penghormatan masyarakat kepada seseorang berdasarkan posisi sosialnya di masyarakat.
Status sosial ditentukan situasi khusus yang memungkinkan seseorang mendapat penghormatan atau penghargaan dari orang lain. Penghormatan tersebut bisa karena beberapa faktor misalnya, keturunan, agama, kharisma yang ia miliki, ketokohannya di masyarakat, dan lain sebagainya. Lain halnya pada kelas sosial yang lebih menekankan pada faktor ekonomi. Status sosial muncul pada masyarakat komunal di mana penghormatan terhadap orang lain berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas dianggap penting. Sementara kelas sosial sebagai faktor yang beroperasi pada setiap individu di dalam masyarakat. Kelas sosial dan status sosial menentukan bentuk-bentuk khusus stratifikasi sosial yang memperlihatkan elemennya masing-masing.

Pemilikan

Pemilikan adalah simbol keangotaan kelas tidak hanya jumlah pemilikannya, tetapi sifat pilihan yang dibuat. Kepemilikan status sosial di masyarakat sangat di harapkan bagi sebagian besar masyarakat untuk bisa menaikan tingkat kelas sosial yang ada. Tidak dipungkiri bahwa status sosial sangatlah diperlukan individu untuk dapat bergaul di masyarakat luas tanpa merasa rendah kelas sosialnya.

Dinamika Kelas Sosial
Prilaku kelas sosial dinamis karena mencerminkan lingkungan yang berubah. Dinamika kelas sosial mencerminkan perbedaan kelas antara kelas middle-up and middle-down.

Sosial Mobility dan Konsekuensinya terhadap Market
Mobilitas sosial adalah suatu gerakan dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
Tipe gerak sosial yaitu:
(a)    Gerak sosial vertikal
Gerak sosial vertikal merupakan suatu perpindahan individu atau objek dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat.
Gerak sosial vertical sesuai dengan aranhnya dibedakan menjadi dua lagi:
•    Gerak sosial vertical naik
Terdapat dua bentuk utama yaitu:
-    Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi.
-    Pembentukan suatu kelompok baru, yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu-individu pembentuk kelompok tersebut.
•    Gerak sosial vertical turun
Terdapat dua bentuk utama diantaranya:
-    Turunya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya.
-    Turunya derajat kelompok individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok sebagai suatu kesatuan.
(b)    Gerak sosial horizontal
Gerak sosial merupakan suatu perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainya yang sederajat.

Klasifikasi Geodemografis dan Manfaatnya Bagi Pemasar
Terdapat tiga karakteristik konsumen yang secara independen atau bersama-sama mempengaruhi konsumsi seseorang dan bagaimana mereka merespon komunikasi pemasaran, yaitu karakteristik :
(a)    Demografi
Variabel demografi terdiri dari karakteristik seperti usia, penghasilan, dan etnis. Dengan memantau perubahan demografis, para pemasar dapat secara lebih baik mengidentifikasi dan memilih segmen pasar, meramalkan penjualan produk, dan memilih media untuk meraih target pelanggannya.
(b)    Psikografi
Aspek gaya hidup konsumen yaitu aktivitas, ketertarikan, dan pendapat mereka mencerminkan karakteristik psikografi konsumen. Pola pembelian seringkali lebih dipengaruhi oleh gaya hidup kita dibandingkan latar belakang demografis kita.
(c)    Geodemografi
Geodemografi merupakan sebuah kombinasi dari karakteristik demografis dan gaya hidup konsumen dalam kelompok (cluster) geografis.
Penetapan sasaran berdasarkan Geodemografis:
Dasar pemikiran yang menjadi landasan geodemographic targeting adalah bahwa orang-orang yang menetap di daerah atau area yang sama, misalnya bertetangga atau dalam satu kawasan kode area, juga memiliki persamaan dalam demografi dan gaya hidup. Sehingga, dengan mengetahui di mana orang-orang menetap, pemasar dapat memperoleh informasi mengenai marketplace behavior mereka secara umum.

Pemasaran Untuk Pangsa Kelas Sosial
Prosedur untuk pangsa pasar mencakupi langkah-langkah berikut:
(a)    Identifikasi pemakaian kelas sosial dari produk.
(b)    Perbandingan variable kelas sosial untuk pemagsaan dangan variable lain (pendapatan,  siklus hidup, dsb)
(c)    Deskripsi karakteristik kelas sosial yang diidentifikasi di dalam target pasar.
(d)    Perkembangan program pemasaran unuk memaksimumkan keefektifan bauran pemasaran yang didasarkan pada konsistensi dengan sifat kelas sosial.
Pangsa pasar kelas sosial dideskripsikan dengan dua jenis variable:
(a)    Informasi profil umum
(b)    Informasi spesifikasi produk
Analisis pangsa pasar berdasarkan profil sosioekonomi memungkinkan seseorang  pemasar mengembangkan program pemasaran yang komprehensif agar cock degan karakteristik sosioekonomi dari target pasar. Ini akan mencakupi sifat produk, strategi media, strategi kreatif, saluran distribusi, dn penetapan harga.

Pengenalan Kebutuhan dan Kriteria Evaluasi

Pengenalan kebutuhan merupakan langkah awal dalam proses pengambilan keputusan pembelian, dimana konsumen mengenali suatu masalah atau kebutuhannya. Dalam proses pengenalan kebutuhan, pembeli akan menyadari bahwa sesungguhnya terdapat perbedaan antara keadaan nyata (penawaran pasar) dengan keadaan yang diinginkan (kebutuhan atau deman).
Kriteria evaluasi, salah satu aktivitas dalam proses pengambilan keputusan konsumen, memegang peranan penting dalam memprediksi perilaku pembelian konsumen. Saat konsumen melakukan aktivitas ini, mereka sedang mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat pada satu produk dan menilai atribut mana yang lebih penting untuknya yang ia gunakan sebagai dasar keputusan memilih produk (Kotler, 2005).
Beberapa kriteria eveluasi yang umum adalah:
(a)    Harga
Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memilih harga yang murah untuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indikator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
(b)    Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai kriteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
(c)    Negara Asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. Negara asal sering mencitrakan kualitas produk.
(d)    Saliensi Kriteria Evaluasi
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencolok (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.

Proses Pencarian
Pencarian informasi adalah kegiatan seseorang yang dilakukan untuk mendapatkan informasi. Manusia akan menunjukkan  perilaku pencarian informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku pencarian  informasi dimulai ketika seseorang merasa bahwa ada pengetahuan yang dimilikinya saat itu kurang dari pengetahuan yang dibutuhkannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut seseorang mencari informasi dengan menggunakan berbagai sumber informasi. Tindakan menggunakan literatur adalah suatu perilaku yang kenyataannya menggambarkan berbagai tujuan (Krikelas, 1983:5-20)
Proses pencarian informasi menurut Ellis, Cox dan Hall (1993) melalui berberapa tahap yaitu;
(1)    Tahap Starting atau permulaan, yaitu tahapan dimulainya kegiatan pencarian informasi.
(2)    Chaining atau penghubungan, yaitu tahap dimana seseorang mulai menampakkan kegiatannya dengan mengikuti rantai yang menghubungkan antara bentuk bahan acuan dengan alat penelusuran.
(3)    Browsing, yaitu tahap yang ditandai dengan kegiatan pencarian mulai diarahkan pada bidang yang menjadi minatnya.
(4)    Differentiating, atau pembedaan, merupakan tahap dimana pencari informasi mulai menggunakan sumber-sumber yang beraneka ragam untuk menguji kualitas dari informasi yang dibutuhkannya.
(5)    Monitoring atau pengawasan, yaitu suatu tahap dimana pencari informasi mulai menyiapkan diri untuk pengembangan lebih lanjut dari pencarian informasi dengan cara memberi perhatian yang lebih serius terhadap sumber-sumber tertentu.
(6)    Extracting atau mensarikan, yaitu suatu tahap dimana kegiatan pencarian informasi dilakukan dengan lebih sistematis melalui pengelompokkan bahan-bahan yang menjadi minatnya.
(7)    Verifying atau pengujian ketepatan, yaitu tahap dimana pencari informasi mengecek apakah informasi yang didapat tepat atau sesuai dengan minatnya
(8)    Ending atau pengakhiran, yaitu tahap dimana pencari infromasi mengakhiri proses kegiatan pencariannya pada saat berakhirnya topik yang ditulisnya.

Bahasa Sosial
Manusia adalah mahkluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri melainkan selalu berinteraksi dengan sesamanya. Untuk keperluan tersebut, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi sekaligus sebagai identitas kelompok. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan terbentuknya bagaian bahasa di dunia yang memiliki ciri-ciri yang unik yang menyebabkan berbeda dengan bahasa lainnya.
Hubungan antara bahasa dengan konteks sosial tersebut dipelajari dalam bidang Sosiolinguistik, sebagaimana yang dikemukakan oleh Trudgill bahwa “Sosiolinguistik adalah bagian linguistik yang berhubung kaitan dengan bahasa, fenomena bahasa dan budaya. Bidang ini juga mengkaji fenomena masyarakat dan berhubung kaitan dengan bidang sain sosial seperti Antropologi seperti sistem kerabat. Antropologi bisa juga melibatkan geografi dan sosiologi serta psikologi sosial”.
Fishman menyatakan bahwa Sosiolinguistik memiliki komponen utama yaitu ciri-ciri bahasa dan fungsi bahasa. Fungsi bahasa dimaksud adalah fungsi sosial (regulatory) yaitu untuk membentuk arahan dan fungsi interpersonal yaitu menjaga hubungan baik serta fungsi imajinatif yaitu untuk menirukan alam fantasi serta fungsi emosi seperti untuk mengungkapkan suasana hati seperti marah, sedih, gembira dan apresiasi.
Konteks sosial bahasa mempunyai kelas sosial (social class) yang mengacu kepada golongan masyarakat yang mempunyai kesamaan tertentu dalam bidang kemasyarakatan seperti ekonomi, pekerjaan, pendidikan, kedudukan, kasta, dan sebagainya.

Proses Pembelian
Dalam proses pembelian, konsumen akan melalui sebuah proses, yaitu :
(1)    Menganalisa keinginan dan kebutuhan
(2)    Menilai beberapa sumber
(3)    Menetapkan tujuan pembelian
(4)    Mengidentifikasi alternatif pembelian
(5)    Mengambil keputusan untuk membeli
(6)    Perilaku sesudah pembelian
Berikut adalah tahapan-tahapan pembelian sebagai berikut :
•    Tahap pertama adalah kesadaran akan kebutuhan suatu dan ketersediaannya. Seorang konsumen harus tahu bahwa ada kebutuhan atau ada kesempatan yang dapat dilakukan bila dia membeli barang tertentu dan barang tertentu tersebut tersedia di pasar.
•    Tahap kedua, seorang konsumen akan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang produk yang akan dibelinya. Konsumen akan mencari informasi suatu produk tentang fitur-fiturnya, harganya, penjualannya, dan juga jaminan dari perusahaan.
•    Tahap ketiga, maka seorang konsumen akan merasa suka dan butuh terhadap produk itu secara umum.
•    Tahap keempat adalah preferensi, konsumen akan mencocokkan produknya disesuaikan dengan kesukaannya, seleranya, budgetnya dan lainnya. Di tahapan ini konsumen sudah mulai mengerucutkan pada apa yang lebih disukai dibandingkan yang lain.
•    Tahap kelima adalah membuat keyakinan atau konfirmasi. Setelah konsumen mengerucutkan pada beberapa pilihan, dia akan tambah mantap setelah mendengar penjelasan yang baik dari penjual /salesman dan memutuskan untuk membeli.
•    Tahapan yang terakhir, keenam, akhirnya konsumen tersebut akan merasa puas atas hasil pembelian yang telah dilakukannya, dan setiap konsumen akan berbeda.

Metode Penelitian Pemasaran untuk Mengukur Kelas Sosial
Banyak metode sudah dikembangkan untuk mengukur dan mendeskripsikan kelas sosial. Untuk para peneliti konsumen, tujuannya biasanya adalah menghubungkan variable terkait (dependent variable) seperti pemakaian produk, preferensi merek, sikap, citra dan pelanggan took, dengan variable bebas (independent variable) dari kelas sosial. Dengan penilitian seperti ini, barangkali mungkin untuk mendifinisikan pangsa pasar kelas sosial dan mengerti pola konsumsi serta pembelian dari pangsa itu.
Metode penelitian kelas sosial terdiri dari dua jenis, yaitu:
(1)    Metode Teoritis dan Keabsahan
Metode reputasi melibatkan pengajuan kepada orang-orang untuk menentukan peringkat posisi atau presitse orang lain. Metode reputasi dikembangkan oleh Lloyd warner, salah satu pelopor didalam studi kelas sosial di Amerika Serikat. Selanjutnya diperluas Burleigh Gardner dan rekan-rekannya di Deep South dan di Midwest oleh Hollingshead, studi-studi ini juga mencakupi sosiasi atau ukuran sosiometrik yang menghitung jumlah dari sifat kontrak pribadi dari orang didalam hubungan mereka yang informal. Penelitian toeritis memberikan suatu arus data empiris dan konsep yang pokok bagi upaya kita yang sekarnag menghubungkan kelas sosial dengan konsumsi.
(2)    Metode Penelitian Pemasaran
Para peneliti pemasaran mengukur kelas sosial dengan variable bebas untuk menentukan hubungannya denga variable terkait dariminat akan pemasaran. Metode objektif memberikan status berdasarkan responden yang memiliki semacam nilai dari variable yang distratifikasikan. Variable yang paling sering digunakan adalah pekerjaan, pendapatan, pendidikan, ukuran dan jenis tempat tinggal, pemilik barang,  dan afiliasi organisasi. Metode objektif dapat dibagi ke dalam metode yang berindeks tunggal dengan mengutamakan pekerjaan sebagi indikator tunggal terhadap pemilihan kelas sosial dan metode yuang berindeks ganda dimana dalam memntukan kedudukan sosial seseorang didasarkan dari berbagai macam variable yang sudah disebut diatas.
Metode subjektif atau pelaporan diri meminta responden untuk menilai diri sendiri berdasarkan kelas sosial. Metode seperti ini, walaupun digunakan sekali-sekali, memiliki nilai terbatas bagi para nalis konsumen karena dua alasan:
a.    Responden cenderung menilai terlalu tinggi kedudukan sosialnya sendiri
b.    Responden menjauhi istilah konotatid dari kelas atas dan bawah dan selanjutnya membesar-besarkan ukuran kelas menengah.



Referensi:
http://id.shvoong.com/sosial-sciences/sociology/2227969-status-sosial-dan-kelas-sosial/
http://wantosakti.wordpress.com/2013/12/20/kelas-sosial-dan-kelompok-status/
http://koreanandbieberlovers.blogspot.com/2012/03/dinamika-kelompok-dan-kelas-sosial.html
http://bimantoro-niknok.blogspot.com/2009/12/klasifikasi-geodemografis-dan.html
http://dedenur.wordpress.com/2012/10/16/evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian/
http://annafiryana.blogspot.com/2010/11/pembuatan-keputusan-konsumen.html
http://funnymustikasari.wordpress.com/2010/07/26/perilaku-pencarian-informasi/
http://mhendri.blogspot.com/2012/04/makalah-bahasa-dalam-konteks-sosial.html
http://babymonkey-khayratul.blogspot.com/2013/11/proses-pembelian.html
http://alfathoriq.blogspot.com/2012/10/perilaku-konsumen.html

Jumat, 13 Desember 2013

KOMUNIKASI



1.   Definisi dan Pentingnya Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses atau kegiatan penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi dilakukan manusia baik secara perorangan, kelompok, atau organisasi.
Sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa menghindar dari tindakan komunikasi menyampaikan dan menerima pesan dari dan ke orang lain. Tindakan komunikasi ini terus menerus terjadi selama proses kehidupannya. Prosesnya berlangsung dalam berbagai konteks baik fisik, psikologis, maupun sosial, karena proses komunikasi tidak terjadi pada sebuah ruang kosong. Pelaku proses komunikasi adalah manusia yang selalu bergerak dinamis. Komunikasi menjadi penting karena fungsi yang bisa dirasakan oleh pelaku komunikasi tersebut. Melalui komunikasi seseorang menyampaikan apa yang ada dalam benak pikirannya dan perasaan hati nuraninya kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui komunikasi seseorang dapat membuat dirinya tidak merasa terasing atau terisolasi dari lingkungan di sekitarnya.
Beberapa alasan pentingnya komunikasi:

  • Komunikasi mendatangkan efektifitas yang lebih besar
  • Komunikasi menempatkan orang-orang pada tempat yang seharusnya.
  • Komunikasi membawa orang-orang untuk terlibat dalam organisasi dan meningkatan motivasi untuk melibatkan kinerja yang baik, dan meningkatkan komitmen terhadap organisasi.
  • Komunikasi menghasilkan hubungan dan pengertian yang lebih baik antara bawahan, kolega, dan orang-orang di dalam organisasi dan di luar organisasi.
  • Komunikasi menolong orang-orang untuk mengerti perlunya perubahan.
  • Komunikasi meminimalkan permasalahan – permasalahan di dalam keorganisasian seperti konflik, stress, demotifasi dan loyalitas.

2.   Proses Komunikasi
Proses komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima, menggunakan isyarat tangan, atau menggunakan sarana komunikasi tertentu lainnya.
a)    Pengirim (sender)
Proses komunikasi diawali oleh pengirim sebagai sumber pesan. Agar apa yang akan disampaikan itu dapat tersusun dengan baik, maka sender perlu menyusun sebuah rencana yang berisi makna utama apa yang akan disampaikan.
b)    Penyandian (encoding)
Tindakan pemberian arti simbol-simbol pada pemikiran. Penyandian itu perlu karena informasi hanya dapat dikirimkan dari seorang kepada orang lain lewat perwakilan atau sandi.
c)    Saluran Komunikasi (communication chanel)
Ketika orang-orang berkomunikasi dalam lingkungan organisasi, mereka biasanya menggabungkan tampilan vokal (saluran pendengaran) dan pandangan (saluran penglihatan), sentuhan (saluran peraba), penciuman (saluran penciuman), dan perasa (saluran saraf) juga digunakan dalam saluran pesan dalam komunikasi. Fungsi saluran komunikasi di sini adalah sebagai alat menyampaikan pesan.
d)    Pengertian Sandi (decoding)
Pesan yang diterima kemudian diinterpretasikan dan diterjemahkan ke dalam informasi yang mempunyai arti. Proses ini dilakukan dengan dua cara, pertama penerima harus menerima, kemudian mengartikannya. Pengertian dipengaruhi oleh pengalaman penerima, pemilihan penilaian pribadi mengenai simbol dan gerakan tubuh yang dipakai, dan harapan. Meciptakan gelombang suara yang penuh arti adalah sandi yang tepat, yang pantas untuk penyandian dengan melalui suatu sumber; menterjemahkan gelombang suara ke dalam pemikiran merupakan penguraian sandi (decoding).
e)    Penerimaan (receiver)
Bila pesan tidak sampai pada penerima, maka komunikasi itu belum terjadi. Artinya, pesan yang dikirimkan itu harus diterima baik (dipahami) oleh penerima. Oleh karena itu pesan yang dikirimkan harus jelas kepada siapa pesan itu ditujukan.
f)     Umpan Balik (feedback)
Sebuah rangkaian umpan balik (feedback) memberi saluran bagi tanggapan penerima yang memungkinkan sender untuk menentukan apakah pesan telah diterima dan menghasilkan tanggapan yang dimaksudkan. Dengan diberikannya reaksi kepada si pengirim (sender), perngirim akan dapat mengetahui apakah pesan yang dikirimkan tersebut diinterpretasikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim. Bila arti pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim berarti komunikasi tersebut efektif.
g)    Gangguan (noise)
Gangguan (noise) merupakan sifat yang melekat pada komunikasi. Dalam setiap proses komunikasi, kegaduhan atau kendala-kendala dalam berkomunikasi akan selalu ada. Gangguan dapat timbul dalam saluran komunikasi, atau metode pengiriman seperti udara dan kertas. Gangguan juga dapat terjadi secara internal (kurang perhatian penerima) atau eksternal (gangguan suara lain).

3.    Komunikasi Persuasif
Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator
Komunikasi persuasif dapat dilihat sebagai derajat interaksi yang lebih tinggi dibanding komunikasi efektif dan empatik. Komunikasi persuasif bertujuan untuk membuat komunikan memberikan umpan balik sesuai keinginan komunikator. Agar komunikasi persuasif terjadi, maka komunikator perlu mengembangkan komunikasi efektif dan empatik. Komunikasi persuasif dapat dikembangkan melalui:
a)    Kejelasan penyampaian pesan
Agar pesan dapat tersampaikan dengan jelas, maka perlu memerhatikan keselarasan elemen-elemen komunikasi dan meminimalkan hambatan komunikasi.
b)    Pemahaman sudut pandang dan keinginan komunikan
Komunikator dapat meminta komunikan melakukan sesuatu sesuai keinginan komunikator, hanya jika, komunikan melihat bahwa tindakan tersebut sesuai dengan keinginan si komunikan sendiri. Untuk mengetahui sudut pandang komunikan dan keinginan auditan, komunikasi empatik dapat dilaksanakan terlebih dahulu, sebelum meningkatkannya menjadi komunikasi persuasif.
Dari uraian tentang komunikasi persuasif, kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa syarat komunikasi persuasif adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dan empatik.

4.   Pandangan tentang Proses Komunikasi
Sekarang terjadi gerakan yang memandang komunikasi sebagai pengelolaan proses pembelian pelanggan sepanjang waktu. Selama tahap sebelum penjualan, tahap penjualan, tahap pemakaian, dan tahap setelah pemakaian. Dan karena setiap pelanggan berbeda, program komunikasi perlu dirancang untuk segmen, celah pasar, dan bahkan individu tertentu.
Dengan demikian, titik awal dalam proses komunikasi adalah memeriksa semua interaksi potensial yang mungkin dimiliki pelanggan sasaran dengan produk dan perusahaan. Pemasar perlu menilai pengalaman dan kesan-kesan manakah yang paling berpengaruh pada berbagai tahap dalam proses pembelian. Pemahaman ini akan membantu pemasar dalam mengalokasikan dana komunikasinya dengan lebih efisien.

5.   Memilih Saluran Komunikasi
     a. Saluran Komunikasi Pribadi

         Memungkinkan dua orang atau lebih
berkomunikasi tatap muka. Terdiri atas:
·         Saluran penasihat
·         Saluran ahli
·         Saluran sosial
          b. Saluran Komunikasi Non Pribadi
         Merupakan komunikasi yang diarahkan ke lebih dari satu orang. Ini meliputi:
·         Media (media cetak, siaran, jaringan, elektronik, dll)
·         Promosi Penjualan (sampul, promosi konsumen, promosi dagang, dll)
·         Acara dan Pengalaman (olahraga, hiburan, seni dan amal) 
·         Hubungan Masyarakat (kepada konsumen, perusahaan lain dan pemerintah)
                 c. Integrasi Saluran Komunikasi
       Media massa menjadi sarana utama menstimulasi komunikasi pribadi.
       Implikasi:
·        Pengaruhnya terhadap opini publik tidak selangsung, sekuat dan seotomatis yang direncanakan. 
·        Komunikator massa harus mengarahkan pesan secara khusus terhadap pemimpin opini dan membiarkan mereka membawa pesan itu kepada orang lain.

6.    Model Komunikasi Pemasaran



7.   Alat – alat Promosi dalam Komunikasi Pemasaran
  • Periklanan
    Semua bentuk penyajian dan promosi nonpersonal atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan.
  • Promosi penjualan
    Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau mebeli suatu produk atau jasa  
  • Hubungan masyarakat dan publisitas
    Berbagai program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya. 
  • Penjualan pribadi
    Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih guna melakukan presentasi menjawab pertanyaan, dan menerima pesan.
  • Pemasaran langsung
    Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail dan alat penghubung lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapat tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.



Referensi:
http://khusnia.wordpress.com/pengantar-ilmu-komunikasi/arti-penting-komunikasi/
http://rifiandhika.wordpress.com/2012/11/13/definisibentuk-dan-pentingnya-komunikasi-dalam-organisasi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_persuasif
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/artikel-coba-2/edukasi/505-komunikasi-efektif-empatik-dan-persuasif
http://belajarserbaneka.blogspot.com/2012/11/pandangan-tentang-proses-komunikasi.html
http://pemasaranlanjutan.blogspot.com/2012/06/bab-17-merancang-dan-mengelola.html
http://www.sarjanaku.com/2013/03/pengertian-komunikasi-pemasaran.html
http://www.mdp.ac.id/materi/2011-2012-1/SI339/072149/SI339-072149-974-6.pptx